TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Peristiwa kecelakaan bus pariwisata di Kesamben, Blitar menewaskan salah satu guru TK asal Kecamatan Tulungagung, Anita Tursiana.
Sosok Anita Tursiana dikenal sebagai guru TK sekaligus Kepala PAUD Citra Puri School (CPS) Tulungagung yang kreatif dan penuh ide.
Kepergian Anita Tursiana menimbulkan kesedihan di hati Yeni Widawati, rekan kerjanya sesama guru.
Yeni mengaku berangkat ke Blitar, saat mendengar kabar rombongan guru TK mengalami kecelakaan di Kesamben.
"Sesampai di Blitar, saya dengar Anita ikut menjadi korban meninggal dunia," ucap Yeni sedih, Sabtu (7/12/2019).
Yeni mengaku sangat sedih dan kehilangan sosok teman yang baik.
Menurutnya, Anita sangat berkontribusi untuk kemajuan lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Ia dikenal perfeksionis dalam segala yang dikerjakannya, dan setia dengan profesinya.
"Dia bagian tim kreatif di Citra Puri School. Kami sering berkolaborasi untuk mendapatkan hasil yang sempurna dan mengesankan,” sambung Yeni.
Anita kerap membuat salut semua orang dengan apa yang dilakukannya.
Ide-ide kreatifnya, menurut Yeni, layaknya sebuah ledakan yang mengundang pujian.
"Seminggu yang lalu kami sempat membuat Anita marah, karena tim guru membuat kesalahan," ungkap Yeni.
Namun di saat marah itu, Anita justru memberikan semua hal yang dibutuhkan para guru.
Anita bukan sekadar marah, namun juga memberikan solusi.
Bagi Yeni, kemarahan Anita adalah bentuk perhatian dan sayang kepada para guru, agar bisa menjadi lebih baik.
"Dia dekat dengan semua rekan guru dan juga wali murid. Orangnya sangat ramah," kata Yeni.
5 Korban Meninggal
Suara jerit tangis langsung menyeruak sesaat setelah Bus Pariwisata yang ditumpangi rombongan para guru, dan kepala sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) asal Tulungagung itu, mengalami kecelakaan.
Bus Pariwisata Fabian Anugerah Trans, yang ditumpangi 59 penumpang itu terperosok ke Kali Judel, yang ada di jalan Raya Malang-Blitar, atau tepatnya sekitar 20 meter timur SPBU Kesamben, Sabtu (7/12/2019).
Baca: Detik-detik Bus Rombongan Guru TK Kecelakaan Hingga Menewaskan 4 Kepsek dan Seorang Pengendara Motor
Baca: Kekeringan di Blitar dan Tulungagung, Ini Langkah Kementan
Baca: ABG Ini Menyamar Jadi Wanita Berjilbab Agar Leluasa Mesum di Kos Pacarnya, Ketahuan Gara-gara Ini
Akibat kecelakaan itu, lima korban tewas di TKP.
Sebanyak empat korban merupakan penumpang bus dan satu korban tewas merupakan pengendara motor.
Nama korban tewas tersebut adalah Naksa Bandi (54), Siti Fatimah (40), Kasiaten (42), dan Anita (32), semuanya kepala sekolah TK.
Sementara korban tewas pengendara sepeda motor atas nama Ridwan (54), warga Dusun Sembung, Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben.
"Semua korban tewas di TKP dengan kondisi luka parah," kata AKP Amirullah Hakim, Kasatlantas Polres Blitar.
Sedang, korban luka penumpang bus itu berjumlah 55 orang, tiga di antaranya, adalah anak-anak atau masih berusia sekitar empat tahun.
Mereka berada di bus itu karena ikut ibunya, yang hendak rekreasi ke wisata Taman Kurma, Pasuruan.
"Semua korban luka sudah dievakuasi dari TKP dan sebagian saat ini sedang dirawat di RSUD Ngudi Waluya, Wlingi. Untuk sebagian lagi, sudah dijemput oleh mobil PMI (Palang Merah Indonesia), untuk dibawa pulang ke Tulungagung," papar Amirul.
Hingga kini, petugas masih melakukan pendataan atas para korban karena jumlah korbannya sangat banyak.
Penyebab kecelakaannya juga masih sedang diselidiki.
Amirul mengungkapkan sopir bus, Miftakhul Huda (40), warga Tulungagung, juga terluka sehingga belum bisa dimintai keterangan, dan sekarang masih dirawat di RSUD Ngudi Waluya, Wlingi.
Namun, berdasarkan keterangan para saksi atau warga, kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.
Saat itu, bus melaju dari arah barat atau sudah melewati Pasar Kesamben.
Sesampai di Jembatan Kali Judel, yang jalannya lurus namun menurun itu, laju bus mendadak membanting ke kanan atau memakan badan jalan kalau dari arah berlawanan.
Katanya, bus itu menghindari truk tronton yang sejak Jumat mogok di atas jembatan selebar 8 meter dan panjang 15 meter itu.
Badan tronton itu hampir menutupi separuh jalan di atas jembatan, sehingga bus itu menghindarinya, dengan mengambil haluan ke kanan.
Baca: Rudapaksa Sang Putri, Purwanto Juga Sering Ajak Nonton Video Asusila, Ini Fakta-faktanya
Baca: Ditangkap Karena Kasus Narkoba, Pria di Blitar Juga Nodai Putrinya, Fantasinya dari Film Panas
Namun, saat menghindari itu dan menutup penuh jalan jembatan, dari arah berlawanan (timur atau arah Kecamatan Selorejo), muncul sepeda motor, yang dikendarai korban tewas, Ridwan.
Akibatnya, Ridwan dan sepeda motor yang dikendarainya, terpelanting setelah tertabrak bus.
Bersamaan itu, Ridwan dan sepeda motor yang ditumpanginya, terlempar dari jembatan dan terjebur ke kali.
"Tadi kakek (Ridwan) hendak belanja ke Pasar Kesamben karena dia adalah penjual bakso," ujar Ahmad Rifai (19), cucu korban, saat ikut mengevakuasi kakeknya.
Mungkin, karena gugup akibat muncul sepeda motor dari depannya, sehingga si sopir bus gugup.
Tanpa bisa mengendalikan kemudinya, bus yang ditumpangi 59 penumpang itu menerobos besi pengaman jembatan.
Seketika itu, bus dengan nopol AG 7555 IR itu terperosok ke kali.
Begitu tercebur suara jerit, tangis, langsung terdengar dari bawah kali.
Untungnya, Kali Judel itu tak dalam atau airnya hanya sekitar 0,5 meter, sehingga airnya tak sampai menutup badan bus, yang posisinya menukik saat jatuh.
"Karena posisi jatuhnya seperti itu (menukik), sehingga sopir dan para penumpang mengalami luka parah. Sebab, saat dievakuasi, keadaan mereka menumpuk jadi satu di kemudi," ujar Agung (38), warga Desa/Kecamatan Kesamben, yang rumahnya hanya berjarak 5 meter dari TKP kecelakaan itu.
Sekitar 5 menit setelah bus jatuh, warga desa setempat berdatangan.
Namun, mereka harus membuat jalan, untuk turun ke kali, karena tak ada jalan setapak.
Sebab, kiri kanan kali atau jembatan itu diapit tebing sehingga warga kesulitan mengevakuasinya.
Untuk bisa mengeluarkan para penumpang dari bus itu, dibutuhkan sekitar satu jam.
"Harus menjebol kaca bus, buat masuk, karena pintunya tak bisa dibuka. Semua penumpangnya kesulitan keluar meski ada bapak-bapak," paparnya.
Untuk bisa ke luar dan naik ke atas jembatan, mereka harus ditandu satu per satu, dengan medan yang curam dan licin.
Baca: Gadis 14 Tahun Dirudapaksa Ayah Kandungnya, Pelaku Ngaku Gauli Anak 2 Kali Seminggu Selama 3 Tahun
Baca: Diary Gadis 15 Tahun Kuak Nasib Pilu Pemilik, Dinodai Ayah & Alasan Ibunya Restui Hubungan Terlarang
Baca: Pur Semula Diringkus Polisi karena Narkoba, Kasus Pencabulan Anak Tiri Akhirnya Terungkap
Dugaan warga, penumpang yang tewas itu karena terbentur saat bus itu terpelanting dan menukik ke sungai, kemudian tertindih dengan penumpang lainnya.
"Sebab, bus itu jatuh ke sungai, dengan benturan keras karena selain menabrak pembatas jembatan, juga terbentur bebatuan. Di saat kondisi seperti itu, penumpangnya pasti berhampuran di dalam bus, kemudian saling berbenturan," ungkapnya.
Data sementara para korban penumpang bus yang terluka di antaranya, Yuli Arini (40), bersama anaknya, Sasa (4), Neni, Siti Fatimah, Suratni, Yuli Kartika, Esti Widi Astutik, Diana Karmiasari, Yasmini, Endang, Santi, Tri Sulistyowati, Diah Cristia, Qomariah, Yularni, Binti Eni Setyowati, Siti Aminah, Tri Winarsih, Sudomo, Riyanto.
Informasinya, para penumpang bus itu, rata-rata kepala sekolah TK, yang hendak bereaksi wisata Taman Kurma, Pasuruan.
Mereka berangkat dari Tulungagung pukul 05.00 WIB.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Anita Tursiana, Guru TK Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Blitar Dikenal Kreatif dan Penuh Ide