TRIBUNNEWS.COM - Penemuan mayat bocah tanpa kepala di Samarinda, Kalimantan Timur, pada Minggu (8/12/2019) membuat gempar warga.
Dikabarkan bocah yang tewas tersebut bernama Ahmad Yusuf Ghozali, berusia empat tahun.
Hingga saat ini belum pernyataan resmi dari aparat yang berwenang yang menyatakan mayat balita tanpa kepala tersebut adalah Yusuf.
Berikut fakta-fakta penemuan mayat bocah tersebut, diambil Tribunnews.com dari berbagai sumber:
Diduga Bocah yang Hilang dari PAUD
Sebelum tersiar kabar temuan mayat bocah tanpa kepala tersebut, terdapat kabar seorang bocah bernama Yusuf Ahmad Gazali balita berumur empat tahun yang hilang saat dititipkan di PAUD Jannatul Athfaal Yayasan Jannatul Athfaal, Jalan AW Syahranie, RT 12, Blok Mawar, No 11, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu.
Balita dari pasangan Bambang Sulistyo (37) dan Melisari (30) warga Jalan Perum Ratindo 7, Jalan Pangeran Suryanata, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu, hilang sejak tanggal 22 November 2019.
Yusuf baru dititipkan di PAUD tersebut tanggal 11 November 2019.
Saat dikabarkan pihak PAUD perihal anak bungsunya itu, Melisari mendadak lemas dan langsung meninggalkan pekerjaannya menuju PAUD Jannatul Athfaal.
Yusuf Alami keterlambatan Tumbuh Kembang
Melisari sang ibu bocah yang hilang mengatakan anaknya Yusuf memang mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembangnya.
"Anak saya susah berbicara," terangnya Senin (25/11/2019).
Hal tersebutlah yang mendasari dirinya dan suaminya sepakat menitipkan dan menyekolahkan di PAUD tersebut, disamping memang orang tuanya sibuk bekerja.
Saat sang anak hilang bulan lalu, ada dugaan seperti penculikan hingga jatuh ke parit.
Dilansir dari TribunKaltim.com, dikatakan Mardiana Kepala Sekolah PAUD tersebut bahwa sebelum hilang, 7 balita yang dititipkan kepada mereka termasuk Yusuf, tengah asyik bermain di ruang tengah, dan ketujuh balita ini telah dijaga oleh 2 orang pengasuh, Marlina (28) dan Yanti (28).
Nah tidak lama, setelah itu tiba-tiba ada balita yang menangis, jadi saya inisiatif langsung pergi ke dapur untuk buat susu.
Para pengasuh pun kebingungan mencari Yusuf.
Pihak PAUD Berusaha Mencari hingga Berpikir ke Orang Pintar
Dalam perkara ini, pihak PAUD mengakui telah melakukan beberapa usaha pencarian, dari melakukan pengajian, berdo'a bersama anak yatim piatu, hingga orang pintar.
"Selama beberapa hari setelah Yisuf hilang itu, kami mencoba melaksanakan pengajian, kami juga undang anak yatim piatu untuk membantu mendo'akan agar Yusuf segera ditemukan."
"Dan sempet juga kemarin kami berpikiran untuk memanggil orang pintar, tidak ada niatan buat musrik ya, tapi kami mencoba alternatif lain," papar Mardiana.
Mardiana pun juga mengakui hilangnya Yusuf juga atas kelalaian pengasuh, kala itu satu di antara pengasuh tengah buang air kecil, sehingga satu pengasuh lainnya harus mengawasi sebanyak 7 murid PAUD.
“Saya kebetulan buang air kecil, saya balik tidak sampai 5 menit, Yusuf sudah tidak ada di tempatnya,” ucap Marlina.
Mardiana juga mengatakan, bahwa dia dan 2 petugas pendidik, sudah mencari ke setiap ruangan di dalam PAUD, hingga keluar pagar, hingga menyatakan Yusuf hilang.
“Saya langsung periksa kondisi pagar PAUD, dan ternyata tidak tertutup, tapi memang saya yang lupa menutup pagar.
Nah setelah lama mencari, dan tidak ketemu juga, baru saya menghubungi orang tuanya memberikan kabar ini,” ungkapnya
Mayat Bocah Tanpa Kelapa ditemukan di Parit
Seperti diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Minggu (8/12/2019), mayat balita tanpa kepala ini ditemukan di kawasan parit aliran Sungai Karang Asam Kecil, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Samarinda Ulu, Samarinda, Kalimantan Timur.
Menurut saksi mata yang pertama kali melihat jasad bocah tersebut, Ika (35), dirinya mengatakan ,ayat tersebut tepat berada di bawah rumah.
Dirinya mengatakan awalnya sempat ragu denga jasad tersebut, di mana berada tepat di bawah jendela kamar, namun setelah pengamatan kedua kalinya terlihat seperti bentuk kaki dan badan anak kecil.
"Saya langsung panggil suami saya kemudian tetangga saya Pak Erki untuk turun ke parit mengecek. Untuk memastikan sosok mayat yang ditemukan karena perasaan saya tidak enak," tuturnya.
Dilansir dari TribunKaltim.com, mayat bocah yang ditemukan tersebut diduga merupakan murid PAUD bernama Yusuf yang hilang sejak November 2019 lalu.
Hal tersebut dikatakan oleh Bambang Sulistyo (37) ayah Yusuf, Minggu (8/12/2019), pakaian yang melekat pada mayat balita tersebut, mirip dengan pakaian yang dipakai anaknya.
Terakhir kali Yusuf menghilang dengan menggunakan kaos berwarna merah bergambar tugu monas, sama dengan kaos yang ditemukan dengan jasad balita tersebut.
"Istri saya hafal pakaian yang dipakai anak saya. Ia, dia anak kami," ucap Bambang Sulistyo (37), ayah Yusuf, Minggu (8/12/2019).
Bambang Sulistyo, ayah Yusuf mendatangi rumah sakit RS AW Sjahranie ketika mendengar berita temuan mayat balita tanpa kepala ini.
Identitas Mayat Bocah Belum Teridentifikasi
Bambang Sulistyo mengaku sudah melapor kepada polisi, terkait temuan jasad bocah tanpa kepala ini yang diyakini adalah anaknya.
"Sudah lapor polisi agar besok bisa dibawa pulang, sekarang ini masih di rumah sakit jasadnya," tuturnya Bambang.
Sementara itu, kendati orangtua Yusuf berani memastikan mayat balita tanpa kepala itu anaknya, namun hingga saat ini Kepolisian belum dapat memastikan apakah jasad tersebut memang Yusuf atau bukan.
"Dari bukti pakaian memang agak identik , tapi kami belum berani mengatakan itu ada Yusuf, kami masih menunggu hasil forensik," ucap Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman singkat.
Hingga saat ini, polisi masih belum banyak berkomentar terkait kasus temuan mayat bayi tanpa kepala.
Analisa Basarnas
Unit Siaga SAR Samarinda atau Basarnas Kalimantan Timur mengatakan organ tubuh korban besar kemungkinan tidak akan terlepas dari tubuh jika hanya terendam air, bahkan hingga berhari-hari.
Basarnas mengatakan yang terjadi yakni kerusakan di kulit maupun bagian yang mudah rusak.
"Tapi kalau sampai terlepas, besar kemungkinan tidak terjadi," ucap Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana, Minggu (8/122/2019).
Basarnas juga menyebut organ tubuh mayat dapat terlepas saat berada di air, disebabkan oleh faktor yakni karena diserang hewan buas, tindakan kriminalitas, serta karena salah satu organ tubuh tersangkut ketika arus air sangat deras.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunKaltim.com/Ofi amalia)