Termasuk mengedit tayangan sebuat berita dengan menyisipkan videonya.
"Hanya saja ada beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab menyebarkan video tersebut dengan caption yang bisa dibilang cukup mengerikan.
Di sini saya hanya mau menyampaikan untuk, saringlah sebelum sharing, dan cerna semua info yang didapat,
pastikan dulu sumber yang benar dan jangan lupa hidup harus dipenuhi oleh bercanda.
Untuk video tersebut, ambil sisi positifnya, buang sisi negatifnya, terus bercandaan, hidup jangan terlalu serius," ujar ravenanandio.
Berikut ini video tayangan asli iNews yang diunggah pada 23 Juli 2019 lalu:
Sosok Iwan 'Game' Pengidap Skizofrenia
Sempat dikabarkan kecanduan game online, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), IS (32) alias Wawan "Game" rupanya mengidap Skizofrenia karena alasan lain.
Dikutip dari Kompas.com, Skizofrenia yang diidap Wawan membuatnya tak bisa berhenti menggerakkan dua jempol tangannya di depan dada dengan kepala menunduk, seperti pemuda tengah gandrung akan game online.
"Sebenarnya IS (panggilan LSM untuk Wawan) bukan sakit karena game online.
Saya dampingi IS dari 2016," ujar Sri Pudjiawati, perawat Wawan "Game" dari LSM Gerak Cepat Bersama yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/7/2019) petang.
Kondisi tangan Wawan yang tak bisa berhenti bergerak dikarenakan kecemasan yang dialaminya.
"Kalau IS tangannya begitu karena rasa cemas yang tinggi, permasalahan yang enggak pernah dikeluarkan.
Jari tangannya enggak mau diam bukan berarti karena enggak bisa main handphone," timpal Ketua LSM Gerak Cepat Bersama, Farian dalam sambungan telepon yang sama.
Sri juga menjelaskan riwayat perjalanan Wawan hingga kini dititipkan di Yayasan Jamrud Biru, Mustika Jaya, Bekasi dan dikenal sebagai Wawan "Game".
Wawan merupakan yatim piatu sejak muda.
"Saya dapat laporan bahwa di Tasikmalaya ada Iwan, belasan tahun dipasung sejak keluar SMA.
Sama saya, dibebaskan bawa ke RS Jiwa Cisarua, Lembang. Beberapa kali dirawat," cerita Sri.
Wawan juga sempat pulang dan menjalani rawat inap, namun kondisinya di rumah justru semakin mengenaskan.
Karena kerap kambuh, keluarga Wawan terpaksa memasungnya.
"Pulang rawat inap ke rumah, karena Iwan sudah enggak punya orangtua, ditambah karena dia suka ngamuk, agresif, akhirnya sama saudaranya dipasung lagi."
"Setelah itu, posisi saya kan di Bandung, kita ada komunikasi sama keluarganya tentang perkembangan IS.
Kami lihat lagi apa kendalanya, kenapa IS dipasung lagi," kisah Sri.
Sri dan kolega kemudian menemukan bahwa Wawan tidak diurusi dan kurang perhatian dari pihak keluarga.
Selain kekurangan kasih sayang, tidak ada yang mengantarnya ke rumah sakit atau puskesmas untuk pemeriksaan rutin.
"Dari situ, IS lepas obat lagi. Saya bawa ke rumah sakit di Bandung, masih begitu-begitu saja enggak ada perkembangan.
Dirawatlah di RS Marzuki Mahdi, Bogor, karena saya kasihan. Kalau dibalikin ke Tasik lagi, nanti dipasung lagi," kenang Sri.
Namun, kondisi Wawan tak kunjung membaik.
Akhirnya, Sri berkoordinasi dengan pihak Yayasan Jamrud Biru Bekasi melalui perantaraan dan rekomendasi Dinas Sosial Pemprov Jawa Barat pada 2019.
Sayangnya, Sri tak bisa memastikan tanggal kepindahan Wawan ke Yayasan Jamrud Biru.
"Alhamdulillah keadaannya membaik, fisiknya juga. Tadinya dia malnutrisi," kata Sri.
Suhartono, pemilik Yayasan Jamrud Biru pun membenarkan hal tersebut.
"Wawan diantar dari PSM (Pekerja Sosial Masyarakat) Gerak Cepat Bersama ke Yayasan Jamrud Biru dengan kondisi fisik memprihatinkan dan keadaan mentalnya lumayan parah," ujar Suhartono, pemilik Yayasan Jamrud Biru ketika ditemui Kompas.com, Kamis (18/7/2019).
"Dia enggak ngeh sekeliling, saraf motoriknya kayaknya sudah rusak. Saat datang berat badannya 23 kilogram," imbuhnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bukan Kecanduan Game Online, Ini Riwayat Wawan "Game" Alami Skizofrenia
(Tribunnews.com/Bunga)(Kompas.com/ Vitorio Mantalean)