Bahkan Irianto sempat melihat jenazah Mustadi diseret harimau sekiatr 30 meter ke dalam semak belukar.
"Saya bersama istri di pondok, menunggu bantuan datang. Saya sempat pukul seng untuk nakuti Harimau tetapi tidak takut," ujarnya terlihat shock dan trauma.
Masih dikatakan Irianto, karena takut ia bersama istri menunggu bantuan warga Desa Rekimai, Camat, dan Polsek Semende dengan berjalan kaki sekitar tiga jam yang datang sekitar pukul 00.45 dengan membawa Sajam dan peralatan seadanya.
Namun ketika akan mengevakuasi jazad korban Mustadi, petugas terpaksa melepaskan tembakan berkali-kali karena Harimau masih berada di sekitar lokasi.
Mufli, mantan Kepala Desa Pajar Bulan, mengatakan bahwa korban adalah pamannya (Pak Cik) yang menunggu kebun miliknya sendiri yang bersebelahan kebun miliknya yang ditunggu oleh Irianto.
Korban meninggal dunia karena diterkam Harimau menurut Iriantoto yang melihat langsung kejadian tersebut.
"Saya tidak melihat langsung, karena pas kejadian saya masih di Rekimai membawa Kopi," ujarnya.
Mufli meminta kepada pihak terkait untuk mengamankan Harimau yang masih berkeliaran tersebut, sebab masyarakat terutama para petani takut pergi ke kebun.
Sedangkan tidak ke kebun, masyarakat bisa kelaparan karena tidak bisa melakukan aktivitasnya.
Mengenai kehadiran Harimau tersebut, Mufli menegaskan bahwa harimau itu memang benar telah memasuki perkebunan milik rakyat dan bukan di hutan lindung.
• BREAKING NEWS: Ini Wujud Ikan Pari Raksasa yang Mabuk di Sungai Rawas, Ternyata Ada 4 Ekor
• Warga Laporkan Dugaan Maladmistrasi Pilkades Serentak Desa Ulak Kerbau Ogan Ilir ke Dinas PMD
• Pembunuhan Terhadap Penyadap Karet di Musirawas Tahun 2018 Silam, Bustari Ikut Pegang Kaki Korban
Jadi pihaknya tidak terima jika dikatakan rakyat berkebun di hutan lindung, namun Harimaunya yang masuk ke dalam kebun rakyat.