TRIBUNNEWS.COM - Alief Rindu Arrafa, satu diantara tiga mahasiswa Unsika yang tewas di Goa Lele merupakan sosok yang kritis dimata dosen.
Sahlan Mujtaba, Dosen Teori Sastra di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siangaperbangsa Karawang (Unsika) mengatakan Alief selalu duduk paling depan saat kuliahnya.
"Dia selalu duduk paling depan," ujar Sahlan, dikutip Kompas.com.
Sahlan mengungkapkan beberapa pekan lalu saat ada sebuah diskusi sastra, Alief juga ikut dalam diskusi tersebut.
Sahlan menilai, Alief merupakan sosok yang selalu banyak bertanya dan kritis.
"Ia (Alief) selalu banyak bertanya, mengkritisi. Itu bagi saya cukup jarang ya bagi mahasiswa sekarang," katanya.
Sahlan juga mengaku sering dicium tangan oleh Alief, padahal ia tak menginginkannya.
Ia pun lantas kerap melempar candaan terhadap mahasiswa Fakultas Keguruan itu.
"Saya becandain ngapain kamu cium-cium tangan? Dia hanya ketawa saja," kenangnya.
Tulis Puisi
Diketahui, Alief merupakan sosok yang gemar menulis puisi.
Di akun Instagram pribadinya, @Arrafa.id, terdapat jejak digital berupa sorotan tiga karya puisi yang ia unggah melalui story Instagram.
Ketiga puisi tersebut berisikan sajak-sajak yang kental dengan nuansa alam dan kehidupan.
Bahkan potongan bait sebuah puisi yang berjudul "Bunga" karyanya, memiliki diksi yang cukup menggetarkan.