Ibu AS, sebelumnya telah berusaha mencari keberadaan yang tidak diketahui keberadaannya.
"Warga tahunya AS itu di tempat orangtuanya. Tapi, ibunya sempat mencari. Memang, sempat tiga tahun di situ (2006-2009), setelah itu tak pernah kelihatan lagi. ES bilangnya cerai," tutur Suparno.
Sementara ES, sebelumnya tewas gantung diri dengan meninggalkan surat wasiat yang berisi sebuah pesan.
"Intinya, dalam surat wasiat itu ES bilang mau nyusul nenek dan istrinya. Nah, itu kan jadi kecurigaan warga sini ya, mau menyusul istri itu," terangnya.
Namun demikian, hingga saat ini pihak kepolisian belum bisa menyimpulkan apakah kerangka tersebut milik AS.
Pihak kepolisian akan meminta keluarga AS untuk melakukan tes DNA guna memastikan identitas kerangka tersebut.
"Dokter meminta untuk dilakukan tes DNA terhadap keluarga AS, sebagai pembanding," kata Kasatreskrim Polres bantul AKP Riko Sanjaya.
Saat ini ibu AS sedang sakit, Riko menjelaskan pihak kepolisian akan mendatangi rumah keluarga AS untuk berkomunikasi sekaligus meminta tes DNA untuk dicocokkan.
Adapun untuk kerangka yang ditemukan, menurut Riko, sekarang masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Belum bisa dipastikan, kalau cocok (dengan AS) nanti diserahkan ke pihak keluarga," ujar dia.
3 Orang Diperiksa
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan tiga orang telah saat ini telah diperiksa terkait kasus tersebut.
Namun demikian, ia tak merinci siapa saja ketiga orang yang diperiksa untuk dimintai keterangan terkait dalam kasus ini.
"Saat ini sudah tiga orang diperiksa sehubungan dengan penemuan kerangka tersebut," ujarnya di Humas Mabes Polri, Jakarta, Senin (23/12/2019), dikutip dari Kompas.com.