Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Riko Sanjaya mengaku, polisi juga akan mendalami soal kemungkinan adanya pelaku lain di balik kematian Ayu Shelisa.
Namun, jika Edi adalah pelaku tunggal dalam pembunuhan Ayu Shelisa, maka polisi akan menutup kasus ini.
"Ditutup karena pelakunya meninggal. Sebelum kita tutup, kita kembangkan kasus ini apakah ada pelaku lain," ujar AKP Riko Sanjaya.
Dikutip dari Kompas.com, ayah Edi, Waluyo mengaku, pihak keluarganya dan pihak keluarga Ayu Shelisa sudah berdamai terkait penemuan kerangka Ayu Shelisa di septic tank.
Waluyo mengaku, ia sudah mendatangi keluarga Ayu Shelisa saat pemakaman kerangka menantunya tersebut pada Rabu (25/12/2019).
Tak hanya itu, Waluyo juga turut menghadiri acara peringatan tujuh hari penguburan menantunya itu.
Kronologi penemuan kerangka Ayu Shelisa
Penemuan kerangka Ayu Shelisa berawal saat warga hendak membersihkan septic tank di pekarangan milik Waluyo.
Penemuan kerangka tersebut kemudian dilaporkan warga ke pihak polisi.
Saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), polisi menemukan potongan bordir pakaian dan gelang hitam yang diyakini adalah milik Ayu Shelisa.
"Orang tua Ayu meyakini dan membenarkan terhadap barang tersebut milik anaknya Ayu Shelisa," kata AKP Riko Sanjaya, dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, Ketua RT 7, Suparno meyakini kerangka yang ditemukan di septic tank itu adalah Ayu Shelisa, menantu Waluyo.
Ia menuturkan, warga menyadari bahwa Ayu Shelisa meninggal setelah sang suami Edi, menulis suart wasiat sebelum meninggal bunuh diri 40 hari yang lalu.
"Wasiat isinya intinya, Bapak dan Ibu, saya mau nyusul kakek, nenek, dan istri saya," ujar Suparno.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/Markus Yuwono)