Laporan Wartawan Tribun Lampung Anung Bayuardi
TRIBUNNEWS.COM, KOTABUMI - Kematian ratusan ton ikan dalam keramba di Way Rarem, Kecamatan Abung Pekurun, Lampung Utara membuat para peternak merugi.
Ribuan ikan mati selama tiga hari beruntun, yakni sejak Rabu (1/1/2020) hingga Jumat (3/1/2020).
Inca, peternak ikan di Way Rarem, mengatakan, saat ini sudah tidak ada lagi ikan yang mati di kerambanya.
"Ikan mati tiga hari berturut-turut, mulai Rabu (1/1/2020) hingga Jumat (3/1/2020)," ujar Inca, Minggu (5/1/2020).
Inca mengatakan, kematian ikan mendadak tersebut menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar dibandingkan tahun 2017 lalu.
Saat itu, Inca mengaku hanya ikan di kerambanya yang mati, sementara tahun ini hampir semua peternak mengalaminya.
Baca: Sempat Dikira Bangkai Binatang, Pemilik Keramba Kaget Ternyata Itu Mayat Manusia
Baca: 7 Warga Lampura Tersambar Petir Saat Main HP, Ini Bahaya Main HP Saat Hujan dan Tips Aman
Baca: Komisi VII DPR Pertanyakan Implementasi Zero Keramba Danau Toba
"Kalau jumlah petani ikan ada seratusan. Semua ikan milik petani mati," jelasnya.
Inca mengaku baru menebar bibit ikan nila dan emas sebanyak 10,8 ton yang disebar di delapan keramba.
"Satu kolam paling sisa 50 kilogram yang masih hidup ikannya," ujarnya.
Untuk mengantisipasi kematian ikan ke depan, ia berharap pemerintah membuat lubang di tengah bendungan.
"Seperti di Waduk Jatiluhur yang ada lubangnya," tutur Inca.
Inca memperkirakan ikan yang mati selama tiga hari lalu mencapai ratusan ton dan tercium bau menyengat bangkai ikan.
"Bau amis pas mau masuk Way Rarem sudah kecium," katanya.
Baca: Ribuan Ikan di Keramba Apung di Perairan Awang Bangkal Banjar Mati Mendadak
Baca: Sempat Dikira Bangkai Binatang, Pemilik Keramba Kaget Ternyata Itu Mayat Manusia