Swastika melambangkan kesuburan dan kesehatan.
Persepsi awal simbol tersebut memiliki makna yang positif dan memberikan semangat dalam kehidupan pemakainya.
Swastika berasal dari bahasa Sansekerta svastika, berarti 'kestabilan untuk kesejahteraan'.
Tercatat dalam sejarah kebudayaan dunia, sejumlah agama dan bangsa memanfaatkan Swastika sebagai simbol di kehidupan sehari-hari.
Baca: Cerita di Balik Viralnya Skripsi Mahasiswi Indonesia yang Disimpan di Museum Manchester United
Seperti agama Hindu, Budha, dan Jainisme menggunakan simbol ini.
Untuk budaya Asia kuno, Swastika sebagai pola dalam bidang seni.
Bangsa Yunani kuno meletakkan Swastika di mata uang mereka.
Di abad pertengahan seperti masa, renaisans juga ditemukan simbol Swastika.
Namun di era moderen Swastika memiliki citra negatif dalam perkembangannya.
Ini setelah Adolf Hitler di tahin 1920 mengadopsi Swastika menjadi simbol nasional Jerman.
Selain itu, simbol ini juga terdapat pada elemen penting dalam bendera Partai Sosialis Nasional alias Partai Nazi.
Citra Swastika semakin memburuk di tahun 1945.
Dimana ketika itu Perang Dunia II sedang berkecambuk.
Kebrutalan militer, fasisme, dan genosida yang dibawa Adolf Hitler lewat gerakan Nazinya membuat Swastika semakin jauh dari makna yang sesungguhnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJateng.com/Galih Permadi)