"Saya sangat prihatin dengan apa yang terjadi pada pemuda tersebut," kata Adib.
"Sebenarnya seorang manusia itu kan diberikan karunia kehidupan, bahwa kehidupan ke depan itu pasti lebih indah," lanjutnya.
Ia juga menyayangkan tindakan nekat yang dilakukan RH.
"Seharusnya dia bisa kuat untuk menghadapi tantangan dan rintangan, ini kan sepertinya dia kecewa dengan orangtuanya," tutur Adib.
Membangun Kedekatan Antara Orangtua dan Anak Juga Diperlukan
Sementara itu, Psikolog Maya menyampaikan, kasus yang menimpa RH ini dapat dihindari dengan membangun hubungan yang lebih dekat antara orangtua dengan anak.
"Orangtua harus merangkul anak-anaknya dan peka terhadap kebutuhan anak-anak," terang Maya.
Pasalnya, Maya menegaskan, kebutuhan anak-anak tidak sebatas materi saja.
"Karena kebutuhan anak-anak tidak hanya materi tapi juga kedekatan hati dengan orang tua," kata Maya.
Maya juga menekankan, orangtua harus dapat menjadi tempat bercerita bagi anak-anaknya.
Terutama, bagi orangtua yang memiliki anak berusia remaja.
"Orangtua perlu mendengarkan apa yang dirasakan dan dipikirkan anak-anak remaja," tutur Maya.
Kasus Bunuh Diri
Sebelumnya, dikutip dari Surya.co.id, RH ditemukan bunuh diri di dapur rumah tempat tinggalnya di Jalan Pacar Keling Surabaya, Senin (13/1/2020).
RH ditemukan pertama kali oleh ayahnya.
Ayahnya menemukan RH sudah dalam kondisi tergantung dengan leher terikat tali sabuk di sebuah kayu balok yang melintang antara kamar dan dapur.
Seorang saksi mata berinisial CM menyebut, di sekitar jasad korban RH ditemukan sebuah surat wasiat.
Menurut CM, isi surat wasiat RH bercerita tentang persoalan keluarga.
Surat wasiat tersebut berisi perasaan putus asa.
RH dalam surat itu malah meminta keluarganya agar tak perlu membiayai hidupnya lagi.
Bahkan ia ingin uang keluarganya digunakan untuk renovasi rumah.
Tanggapan Psikolog
Menurut Maya, RH mengalami kesulitan dalam menyampaikan masalah yang dimilikinya pada keluarga.
Maya pun menilai RH merupakan sosok pendiam.
"Kalau dilihat, dia mempunyai persoalan yang tidak bisa tersampaikan ke orang lain, dalam hal ini keluarga, dan dia pendiam," tutur Maya saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (14/1/2020).
"Hal ini yang membuat kondisi psikisnya menjadi labil," sambungnya.
Maya pun memberikan saran bagi orang-orang yang menyadari temannya memiliki tekanan atau bahkan pernah menyampaikan keinginan untuk bunuh diri.
"Sebaiknya, sebagai teman, kita mengajak ngobrol dari hati ke hati," tutur Maya.
"Karena dengan curhat, ada perasaan yang lebih plong," tambahnya.
Selain itu, menurut Maya, jika memiliki teman dengan kondisi psikis yang tertekan, kita dapat mengajaknya melalukan berbagai aktivitas yang menyenangkan.
"Ajak aktivitas yang menyenangkan seperti berolahraga, berkegiatan seni, dan lain-lain," kata Maya.
"Motivasilah anak tersebut untuk mau jujur berbicara tentang perasaannya pada keluarganya," sambung dia.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Surya.co.id/Firman Rachmanudin)