TRIBUNNEWS.COM - Keraton Agung Sejagat masih jadi bahan perbincangan masyarakat.
Kerajaan tersebut berada di RT 3 RW 1, Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Terbaru, Polres Purworejo menangkap Raja dan Ratu Keraton Sejagat, yaitu Totok Santoso Hadiningrat (42) dan Fanni Aminadia (41) alias Dyah Gitarja.
Kini, pasangan bukan suami istri tersebut ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Jateng.
Keduanya juga dijerat dua pasal yaitu pasal 378 KUHP tentang penipuan serta pasal 14 UU RI No 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana.
Ancaman hukumannya pun tak main-main, yaitu 10 tahun!
Sementara di media sosial, viral foto perbandingan saat Totok Santoso dan Fanni Aminadia menjadi Raja dan Ratu Keraton Sejagat sebelum dan sesudah ditangkap.
Dalam foto kolase tersebut, terlihat Totok Santoso dan Fanni Aminadia duduk di atas kuda.
Keduanya kompak memakai 'baju kebesaran' warna merah lengkap dengan sederet tanda di dada serta selempang.
Totok mengenakan selempang warna kuning, Fanni Aminadia memakai selempang warna merah.
Untuk 'menegaskan' dirinya Ratu Keraton Agung Sejagat, Fanni Aminadia juga mengenakan mahkota dan menggerai rambutnya.
Foto tersebut diduga diambil saat mereka mengadakan acara Wilujengan dan Kirab Budaya, mulai Jumat (10/1/2020) hingga Minggu (12/1/2020).
'Kekompakan' keduanya kembali terlihat saat mereka akhirnya ditangkap dan ditahan pihak kepolisian.
Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat itu sama-sama mengenakan baju tahanan warna biru.
Tampak di baju bagian depan, tertulis kata 'TAHANAN.'
Namun, ekspresi berbeda ditunjukkan Totok Santoso dan Fanni Aminadia.
Totok Santoso yang dipanggil Sinuhun oleh punggawa Keraton Agung Sejagat, terlihat menunduk.
Sementara Fanni Aminadia alias Kanjeng Ratu Dyah Gitarja terlihat bersedih seperti seolah sedang atau baru saja menangis.
Bahkan matanya pun terlihat sembab.
Foto kolase perbandingan Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat tersebut viral di media sosial dan diunggah oleh berbagai akun.
Satu di antaranya akun @negativisme dan menuai banyak komentar dari warganet.
Wawancara Eksklusif Tribun dengan Totok Santoso
Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat sempat dihadirkan dalam konferensi pers yang dipimpin Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, Rabu (15/1/2020).
Seusai konferensi pers, dua tersangka dikembalikan lagi ke sel tahanan untuk kepentingan penyidikan.
Wartawan Tribunjateng.com, Akhtur Gumilang sempat mewawancarai Totok Santoso sesaat menuju ke sel tahanan, dalam kondisi dua tangan diborgol.
Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana awal pendirian kerajaan KAS ini?
Awal mula berdirinya kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) ini karena saya mendapat ilham dari leluhur Raja Sanjaya, keturunan dari Kerajaan Majapahit.
Kenapa memilih tempat di Purworejo?
Dalam ilham atau wangsit yang saya dapat, kerajaan KAS harus berdiri di Kabupaten Purworejo.
Nanti bakal bisa melanjutkan kejayaan kerajaan Majapahit.
Begitu wangsit yang saya terima.
Anda asli dari mana Pak?
Saya bukan orang Purworejo. Saya tinggal di Yogyakarta, tapi ya begitulah. Saya diamanahi menjadi raja dan Fanni menjadi permaisuri.
Apa tugas permaisuri?
Saya beri tugas kepada Fanni (permaisuri) merancang segala pernak-pernik kerajaan meliputi seragam kerajaan, topi, umbul-umbul, tombak, dan bendera.
Semua yang merancang Fanni. Kerajaan ini saya dirikan sejak tahun lalu (2018). KAS didirikan pertengahan 2018.
Apakah ada pekerjaan lain?
Tidak. Kami fokus bekerja mendirikan Kerajaan KAS, tanpa sampingan apapun.
Untuk semua keperluan itu pakai dana apa?
Ya pasti ada. Kita pakai dana hasil iuran pendaftaran dari para calon anggota.
Kita merekrut mengutamakan orang-orang sekitar (Purworejo) untuk menjadi pejabat dalam kerajaan.
Sebenarnya kapan Anda menjadi Raja?
Tanggal 8 Desember 2018. Kemudian 10 Januari 2019 kirab kerajaan disaksikan juga oleh warga sekitar.
Dan puncaknya 12 Januari 2019.
Pejabat kerajaan sudah ada berapa?
Kita merekrut sudah ada 13 menteri dan ratusan anggota kerajaan.
Sebenarnya nanti akan ada jabatan Resi (menteri) bagian politik, ekonomi, militer, sosial, dan budaya.
Bawahan Resi, ada Bhre (Gubernur). Lalu bawahnya lagi Bekel (Lurah).
Beberapa pertanyaan disampaikan kepada Toto, tapi belum dijawab karena buru-buru digiring lagi ke sel tahanan Mapolda Jateng
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Wawancara Eksklusif Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, Alasan Pilih Lokasi Istana di Purworejo
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Tribun Jateng/Akhtur Gumilang)