Dedi mengatakan, fenomena itu merupakan bentuk problem sosial yang akut.
Berdasarkan penuturan Dedi Mulyadi, masyarakat Indonesia terbiasa masuk ke wilayah berpikir yang tidak realistis atau terlalu obsesif.
"Ada obsesi mendapat pangkat tanpa proses kepangkatan atau instan," kata Dedi kepada Kompas.com, Sabtu (17/1/2020).
Ia menuturkan, di Indonesia, dalam kehidupan sosial banyak kelompok masyarakat setiap hari mencari harta karun, emas batanganm, uang brazil, dan sejenisnya.
Di sisi lain, kelompok adat yang memiliki sistematika cara berpikir realistis.
"Misalnya areal adat komunitas adat kian sempit, tak dapat pengakuan. Kemudian membuat stigma bahwa mereka (kaum adat) adalah kelompok-kelompok yang dianggap bertentangan dengan asas kepatutan pranata sosial kemapanan hari ini," katanya.
Untuk mengatasi kelompok-kelompok itu, Dedi menerangkan negara harus memberikan penguatan kepada kaum adat.
Kaum adat menurut Dedi lebih memiliki historis yang jelas dan jauh lebih realistis.
Tanggapan Dedi Soal Tentara Cadangan
Menurut Dedi, soal tentara cadangan, selain Sunda Empire-Empire Earth, ada juga kelompok lain yang memiliki obsesi yang mirip.
Berdasar penuturannya, kelompok itu berasal dari masyarakat mapan.
Kata Dedi, masyarakat merasa bangga bila mengenakan seragam ala militer yang lengkap dengan atributnya.
Untuk itu, Dedi menegaskan perlu adanya program bela negara.
Hal itu agar anak-anak muda dapat direkrut mengikuti program itu dengan baik.