"Mereka bisa jadi tentara cadangan," kata Dedi.
"Daripada dibiarkan liar. Mereka dilatih militer, kemudian seragamnya diseragamkan saja seluruh Indonesia," terangnya.
UPI Membantah Keterkaitan dengan Sunda Empire-Empire Earth
Kepala Seksi Hubungan Eksternal Kantor Humas Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Dr Yana Setiawan MPd buka suara.
Ia mengakui, lokasi yang terlihat dalam foto dan video kegiatan Sunda Empire adalah Taman Bareti, yang berada di lingkungan kampus UPI.
Namun, Yana menegaskan, UPI sama sekali tak ada kaitannya dengan Sunda Empire.
"Sebagai institusi pendidikan dan bagian dari pemerintahan, kami tegaskan bahwa seluruh civitas akademika UPI, mulai dari mahasiswa hingga para pimpinan lembaga tidak ada yang terlibat dalam kegiatan atau keanggotaan dari organisasi yang viral di masyarakat tersebut," ujar Yana dalam konferensi pers di Gedung Sekretariat UPI, Jumat (17/1/2020).
"Jadi kalau ada pihak-pihak yang menggiring informasi UPI terlibat atau memfasilitasi kegiatan itu, maka informasi tersebut jelas tidak benar," tegasnya.
Yana mengatakan, berdasarkan informasi dari bagian Sarana dan Prasarana Kampus UPI, selama ini UPI tidak pernah menerima permohonan izin atau memberikan izin pada Sunda Empire untuk melakukan kegiatan atau menggunakan ruang fasilitas kampus UPI.
Diwartakan TribunJabar, ia mengakui bahwa mereka sempat menerima pengajuan izin penyelenggaraan kegiatan reuni, halal bihalal, dan napak tilas dari sebuah kelompok yang mengatasnamakan diri Panitia Pembangunan Kota Bandung pada 8 Maret 2017.
Saat itu, kata Yana, kelompok ini memanfaatkan Balai Pertemuan Umum (BPU) yang kini bernama Gedung Ahmad Sanusi.
"Orang yang mengajukan izinnya, kalau tidak salah bernama Nasri, dan itu hanya satu kali di 8 Maret 2017 lalu," ujarnya.
Berdasarkan informasi dari petugas UPT K3 (Kebersihan, Keindahan, dan Keamanan) Kampus UPI kepadanya, menurut Yana, selain mempergunakan BPU, saat itu kelompok tersebut juga berkumpul di Taman Bareti dengan alasan untuk foto bersama.
"Kami bahkan sempat menegur mereka dan menolak setiap pengajuan izin berikutnya dari kelompok tersebut," kata Yana.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Sunda Empire, Dedi Mulyadi: Penyakit Sosial Lama dan Akut"
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)(TribunJabar.com) (Kompas.com/Kontributor Bandung, Putra Prima)