"Adalah panitia 17 sejak perang dunia kedua, sejak bom Hiroshima dan Nagasaki dihancurkan maka seluruh pemerintah bumi dinolkan," imbuhnya.
Rangga melanjutkan, ketika itu Dinasti Pajajaran Siliwangi meneruskan pemerintahan di bumi yang akhirnya diberikan pada Vatikan.
Dalam kesempatan tersebut, Rangga juga menolak untuk menyamakan Sunda Empire dengan kerajaan yang lain seperti Keraton Agung Sejagat yang ditemukan di Purworejo, Jawa Tengah.
Rangga menerangkan, Sunda Empire merupakan sebuah sistem tata negara dunia.
"Lalu pada saat itu Kekaisaran Sunda selaku pemilik atas sertifikat bumi, yaitu atas Dinasti Pajajaran Siliwangi meneruskan atas tatanan bumi diberikan kepada Vatikan," jelas Rangga.
"Jadi faktor keberadaan Sunda Empire itu jangan disamakan dengan keraton-keraton yang muncul tadi."
"Ini sebuah sistem tata negara dunia yang ada di internasional," tambahnya.
Dalam acara Indonesia Lawyers Club, Rangga juga menjelaskan mengenai petinggi dari panitia 17 atau de Hern Zeventien.
Rangga menyebutkan, sosok tersebut adalah Kekaisaran Vatikan, yang dipimpin oleh Paus Paulus.
Hingga hari ini, Paus disebutkan masih menjalankan posisinya.
Rangga menerangkan, tugas Paus sebagai seorang pemimpin akan berakhir, pada 15 Agustus 2020 mendatang.
Sehingga pihak Sunda Empire harus mempersiapkan diri untuk mengambil alih kepemimpinan dalam tatanan bumi.
Rangga juga mengungkapkan, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) serta Gedung Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon, didirikan di Bandung terlebih dahulu.
Tak hanya itu, Rangga menuturkan posisi dari PBB berada di bawah dari de Hern Zeventien.