Saeful mengaku lega mendengar pernyataan ayah kandung DS.
"Setelah ada keterangan itu kami lega walau tidak sampai melihat Delis. Masa ayah kandung sampai menyatakan hal tidak benar," kata Saeful, Selasa (28/1/2020), dikutip Tribunnews dari Tribun Jabar.
Pihak sekolahpun menghentikan pencarian setelah mendapat kabar dari ayah DS.
Sementara itu, pada Selasa (28/1/2020) pagi, lebih dari 1.000 siswa SMPN 6 Tasikmalaya menggelar salat gaib atas meninggalnya DS.
Salat digelar di lapangan basket sekitar pukul 07.00 WIB.
Suasana harus menyelimuti para siswa dan guru.
"Sekolah memang telah dirundung musibah atas meninggalnya DY, salah satu siswa pintar dan sangat ceria saat berada di dalam kelasnya. Namun, selama ini tidak ada firasat apa pun saat ditemukannya di dalam gorong-gorong meski sebelumnya ibu kandungnya sempat menanyakan hari Kamis kenapa tidak pulang ke rumah," jelas Kepala SMPN 6 Tasikmalaya Nina Nartalina, seusai pelaksanan shalat gaib, Selasa (28/1/2020) pagi, dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Pernah dibully bau lontong
Ade Munir, kerabat DS menceritakan bahwa korban tampak murung beberapa waktu belakangan ini.
DS ternyata pernah dibully bau lontong oleh temannya di sekolah.
Untuk diketahui, ibu DS selama ini berprofesi sebagai pedagang lontong.
Mereka berasal dari keluarga prasejahtera di Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Selama ini, DS dikenal sebagai anak yang senang berada di rumah.
Ade menyebut, DS jarang pergi hingga sore apalagi tak pulang.