2. Telat penanganan
Masih dikutip Tribunnews.com dari Tribun Pontianak, Kepala Dinas Kesehatan Mempawah, Jamiril juga ikut buka suara terkait meninggalnya sang pawang akibat gigitan king kobra.
Menurut Jamiril, tidak ada laporan dari Puskemas Takong maupun Toho terkait warga yang dipatuk ular.
"Memang warga yang digigit ular ini di Pak Utan, perbatasan dengan Landak. Sebenarnya Pak Utan masuk wilayah binaan Puskesmas Takong dan kita di puskesmas ada siapkan untuk vaksin ular. Namun korban memang tidak ada masuk ke puskesmas," tutur Jamiril.
"Ini warga dari Desa Pak Utan, informasi dari bujang memang dikenal sebagai pawang ular. Saat ini usia hampir 70 tahun, info kejadian hari Sabtu, baru dimakamkan hari Minggu kemarin," imbuhnya.
Jamiril melanjutkan, meninggalnya pria 70 tahun itu diduga karena penanganan yang terlambat.
"Mungkin ketika digigit dia ini tidak sadar mungkin merasa masih kebal. Ini binatang berbahaya, bahkan yang punya pengetahuan penanganan di bidang ini tetap berhati-hati apalagi masyarakat awam," terang Jamiril.
"Bisa ular ini biasanya hitungan jam langsung menyerang ke saraf jantung dan membuat kaku otot jantung sehingga jantung tidak bekerja, itulah yang menyebabkan kematian. Maka anti bisa merupakan pertolongan pertama, jangan sampai racun ini menyerang, karena yang meninggal ini bisa jadi terlambat penanganan," tutupnya.
3. Penjelasan Kepala Desa Pak Utan
Terkait warganya yang meninggal karena gigitan king kobra, Kepala Desa Pak Utan, Samuel memberikan penjelasan.
Ia mengaku ikut mengantar Norjani berobat ke klinik susteran di Menjalin.
"Jadi korban ini datang bersama keluarga tergesa-gesa mendatangi saya karena di patok ular pada hari sabtu sekitar jam 6 sore. Kemudian saya langsung bawa ke susteran di Menjalin menggunakan ambulan desa," katanya.
Namun setelah ditangani, nyawa Norjani tak tertolong.
Untuk memastikan hal tersebut, ia bahkan sempat membawa Norjani ke Rumah Sakit di Menjalin.