TRIBUNNEWS.COM - Tiga tokoh yang merupakan petinggi dari Sunda Empire akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.
Ketiga pentolan Sunda Empire tersebut yakni Nasri Banks, Raden Ratnaningrum dan Ki Ageng Rangga.
Ketiganya merupakan orang-orang yang disebut mempunyai jabatan tinggi di Sunda Empire.
Nasri Banks disebut menjabat sebagai Grand Prime Minister atau perdana menteri, lalu Ki Ageng Rangga menjabat sebgai Sekretaris Jenderal, dan Raden Ratnaningrum merupakan Kaisar dari Sunda Empire.
Dilansir TribunJabar, dalam keterangan pers yang dilakukan Polda Jabar, polisi mengungkap pasal yang disangkakan kepada ketiganya.
Para tersangka tersebut dijerat pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1946 tentang pemberlakuan KUH Pidana.
Ketiga orang tersebut terancam pidana penjara maksimal 10 tahun.
Pada saat keterangan pers tersebut, polisi menghadirkan sosok Nasri Banks serta Ratnaningrum.
Keduanya telah diperiksa sejak Selasa (28/1/2020) pagi.
Sementara Ki Ageng Rangga yang belakangan banyak berbicara di hadapan publik, belum bisa dihadirkan karena sedang dalam perjalanan ke Mapolda Jabar.
Polisi mengatakan, Rangga Sasana diamankan diwilayah Tambun Bekasi.
"Penetapan tersangka ini setelah penyidik melakukan penyelidikan, memeriksa saksi, saksi ahli, dan alat bukti yang ada," ujar Kabid Humas Polda Jabar Saptono Erlangga, di Mapolda Jabar, Selasa (28/1/2020).
Ketiganya menjadi tersangka karena menyebarkan berita bohong, kabar tidak pasti dan membuat keonaran di masyarakat.
Seperti diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, petinggi Nasri Banks yang mengaku menjabat perdana menteri Sunda Empire melakukan orasi di tengah para anggotanya.
Dalam orasinya, ia menyebut jika masa pemerintahan negara-negara akan berakhir pada 2020.
Tak hanya itu, dalam beberapa kali kesempatan berbicara di televisi, Sekretaris Jenderal Sunda Empire Rangga Sasan mengaku Sunda Empire dapat mengendalikan nuklir.
Rangga Sasana menyebut tujuannya adalah untuk menjaga tatanan bumi untuk keselamatan umat manusia di dunia.
"Kemudian instruksi secara tertulis," imbuhnya.
Selanjutnya, Rangga menyampaikan pada persoalan sistem yang dinamakan Empire System.
"Bayangkan 10 negara penghasil nuklir dunia, itu ratusan ribu nuklir."
"Wong dua nuklir aja Jepang habis nyawanya," jelas Rangga.
Bahkan, Rangga menegaskan kemampuan Sunda Empire mengendalikan nuklir bukan hanya sebagai fiksi.
"Bukan khayalan sebuah mimpi atau yang dikatakan fiksi," kata dia.
Atas hal itu polisi kemudian mendalami lebih lanjut mengenai kegiatan Sunda Empire tersebut.
Keluarga Nasri Banks Malu
Pihak keluarga Nasri Banks mengaku malu dengan berita tentang Sunda Empire dan berharap kasus tersebut segera tuntas.
Setiawati, adik Ipar Nasri Banks mengaku tak menyangka Nasri Banks terlibat di Sunda Empire bahkan menjabat Grand Prime Minister Sunda Empire.
Nasri Banks beralamat resmi di sebuah pemukiman padat penduduk di Kota Bandung yang berbatasan dengan Kota Cimahi.
Rumah tersebut kini ditinggali oleh Setiawati, adik ipar Nasri Banks.
Setiawati tinggal di tempat tersebut karena dulunya merupakan rumah orang tuanya.
"Saya adik iparnya, dulu dia memang tinggal di sini karena rumah orangtua. Kakak saya menikah sama dia, kami memanggilnya Babeh," ujar Setiawati di kediamannya, Jumat (23/1/2020), seperti dilansir TribunJabar.
Setiawati menuturkan, Nasri Banks sudah pindah rumah sejak tahun 2000-an.
Kakak iparnya tersebut pindah ke Kota Bekasi kemudian belakangan pindah lagi ke Bandung.
Diakuinya, Nasri Banks merupakan pensiunan PNS dan dulu menjadi guru fisika di sebuah sekolah negeri.
Ia mengaku kaget atas berita yang menyebutkan kakak iparnya menjadi anggota Sunda Empire.
Padahal menurutnya, dulunya Nasri Banks hanyalah seorang pengajar seperti biasa.
"Saya pribadi kaget. Kok bisa. Begini ya, terlepas perbuatannya salah atau enggak, saya yang merasa bukan orang pintar saja, heran banget kok bisa seperti itu. Nalar dan logika saya jadi kaget saja. Padahal dulu enggak begitu, biasa saja, bekerja, ngajar ya seperti itu," ujar Setiawati.
Pada saat heboh pemberitaaan tentang Sunda Empire, ia pernah bertanya kepada kakaknya iparnya.
"Saya tanya kenapa, ada apa, jawabnya enggak ada apa-apa, biasa saja karena enggak ada yang salah, kata Babeh. Saya tanya sama kakak saya, katanya pada tepuk tangan saat muncul di TV," ucap dia.
Jawaban tersebut disikapi dengan biasa juga oleh Setiawti.
Ia tak membantah atau mendebat kakak iparnya, dan ia pun membiarkan kakak iparnya meyakini pilihannya.
Namun demikian, ia berharap kasus tentang Sunda Empire ini dapat segera tuntas.
Karena bagaimanapun juga ia merasa malu dengan tetangganya, karena Nasri Banks pernah tinggal diwilayah tersebut yang cukup lama.
"Selama dia meyakini keyakinannya, saya mau apa, enggak mendebat. Sebagai keluarga, saya berharap ini segera tuntas."
"Bagaimanapun, dia kan lama tinggal di sini, saat ada ramai pemberitaan, saya jadi malu juga sama warga sini," ungkap Setiawati.
(Tribunnews.com/Tio/Indah, TribunJabar.com/Nazm/Mega)