TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK – Ratusan driver Grab Pontianak menggelar unjuk rasa menyuarakan sejumlah tuntutan di Kantor Grab Cabang Pontianak (29/1/2020).
Ada tiga poin yang menjadi fokus aksi, yakni penukaran akun joki menjadi akun atas nama pribadi, penghapusan skema insentif 85, dan penghapusan performa untuk layanan Grab Food yang dibatalkan oleh konsumen atau driver karena restoran tutup.
Koordinator aksi, Tangke S. Rerung mengungkapkan latar belakang aksi berdasarkan pada keprihatinan akan nasib driver joki yang tidak memiliki akun pribadi. Dengan tidak terdaftar secara resmi, para driver joki ini tidak mendapatkan perlindungan perjalanan dari pihak aplikator.
“Tuntutan kita itu penukaran akun joki mba, kawan-kawan yang joki ini agar mendapatkan legalitas jadi kalau ada apa-apa mereka bisa ditangani juga oleh pihak Grab.”
Baca: Dua Driver Ojol di Gowa Nyambi Edarkan Uang Palsu
Baca: Kronologi Pria Ngamuk Bawa Sajam di Kafe, Satu Orang Tewas Tertusuk
Baca: Dianiaya Pegawai Kedai Kopi hingga Bibir Berdarah, Driver Ojol di Bandung Buat Laporan ke Polisi
Pihaknya mengakui saat ini belum tahu jumlah pasti dari driver joki yang terdapat di Pontianak, namun dirinya masih banyak mendapati driver yang tidak berakun resmi. Kondisi di lapangan inilah yang membuat para driver meminta pihak aplikator untuk memberikan rasa aman pada driver dan konsumen.
“Mereka ada yang menggunakan akun teman, saudara dan beberapa ada juga yang beli. Memang kita tahu dalam Undang-undang itu kan menggunakan data orang lain itu tidak diperbolehkan, tapi kenapa dari awal Grab tidak mencegah, hanya memberikan aturan tapi tidak mencegah,” ujarnya.
Tuntutan driver gojek tersebut antara lain, Grab Pontianak dapat melakukan penukaran akun joki menjadi akun asli.
Kedua, adanya penyetaraan insentif bagi driver.
Ketiga, tidak adanya penurunan performa apabila driver menerima order Grabfood dan ternyata orderan dibatalkan konsumen atau pun restoran yang dipesan tutup.
Sayangnya, aksi pagi tadi tidak banyak membuahkan hasil, pasalnya para pemangku kebijakan Grab Pontianak sedang tidak di tempat.
Pihak Grab menawarkan untuk menggelar audiensi pada Senin (3/2) untuk membahas kelanjutan tuntutan yang dilayangkan.
Novi Apriandi Pinaria selaku Partner Adjustment Grab Pontianak menyampaikan bahwa terkait point pertama tuntutan dari para Driver pihaknya menyebut hal tersebut merupakan pelanggaran aturan kode etik di dalam management Grab.
"Secara kode etik itu sudah melanggar aturan,"katanya.
Namun, hal tersebut akan pihaknya sampaikan dan akan ditindak lanjuti kedepan oleh management pusat.
"Itu akan ditindaklanjuti ke depan, karena itu pasti langsung dari management pusat,"tuturnya.
Kemudian terkait tuntutan kedua, pihaknya menyebut hal tersebut tergantung dari kinerja dari para Driver.
"Point kedua itu lebih dari ke pola narik dari teman - teman mitra, dan itu teman - teman lebih paham, ketika pola nariknya itu tidak sesuai dengan aturan perusahaan," ujarnya.
Untuk point ketiga, ia menyebutkan bahwa pihak manajemen pusat telah menyiapkan sebuah aplikasi khusus untuk resto atau Grabfood, yang nantinya diklaim mampu meminimalisir hal merugikan bagi driver.
"Nanti kita akan launching, aplikasi resto, jadi nanti bakal ternotifikasi ke temen - temen mitra, selama inikan masih belum otomatis, Jadi masih manual, kalau ketika Resto tutup itu pasti bebannya ke Driver."
"Dan dalam waktu dekat akan launching aplikasi yang lebih otomatis, nanti bakal ketahuan mana resto yang buka mana yang tutup,"paparnya
Ketika hal ini dikonfirmasikan, Hubungan Masyarakat Grab Indonesia Andre Sebastian yang dihubungi belum memberikan jawabannya.
Sementara itu, persoalan lain yang juga turut diangkat adalah layanan Grab Food, khususnya pada penurunan performa akibat kesalahan sistem aplikasi yang menyebabkan tidak akuratnya informasi terkait ketersediaan restoran.
Tidak akuratnya informasi yang diberikan aplikasi membuat layanan Grab Food menuai banyak keluhan dari konsumen. Para driver meminta Grab untuk menghapus penurunan performa akibat kesalahan informasi, sehingga pembatalan pesanan tidak membuat driver kehilangan poin performanya.
“Kadang kita dapat orderan Grab Food tapi sampai sana restorannya tutup. Itu kalau dibatalkan oleh driver maupun konsumen itu dampaknya performa kita turun. Driver kan biasanya laporannya berupa foto kalau restorannya tutup, meskipun begitu konsumen banyak yang protes dan performa kita tetap turun.”
Sebagai penutup, Tangke berharap Grab segera menjawab persoalan yang dialami oleh mitra drivernya, sehingga para driver bisa kembali bekerja dengan optimal.
“Harapannya kita sih semoga teman-teman joki ini bisa kembali beroperasi dengan perasaan yang tenang dan nggak was-was. Jadi kalau ada apa-apa di jalan misalnya kecelakaan tapi mereka nggak ada asuransi kan kasihan juga. Ya diperhatikanlah kawan-kawan ini,” pungkasnya. (Ferryanto)
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Terima Aksi Driver, Perwakilan Grab Pontianak Tanggapi Tiga Poin Tuntutan