Menurut dia, kegiatan itu sudah sering dilakukan bukan hanya di Kabupaten Poso, melainkan juga di kabupaten lain.
"Sebetulnya ini hanya diikuti oleh komunitas lari kita sendiri, tapi karena ada komunitas lain yang mau bergabung, ya kita terima ikut serta. Sebagai tanda keikutsertaan, kita menyiapkan medali. Untuk anggota komunitas yang mendaftar tidak dipungut bayaran," jelas Saifullah melalui WhatsApp.
Dia menjelaskan, seperti biasa semua komunitas telah mengetahui bahwa lomba itu tidak ada hadiahnya.
Mereka hanya berharap mendapat sensasi berlari di medan dan wilayah yang berbeda-beda di beberapa tempat.
Dia mencontohkan event serupa yang telah dilaksanakan pada rute Palu-Donggala, Palolo-Palu, Pandere-Palu, Danau Tambing-Lembah Napu, dan masih banyak lagi.
"Semua tanpa hadiah, tetapi mendapatkan medali sebagai tanda pernah mengikuti event tersebut. Untuk semua peserta yang akan ikut tidak dimintakan biaya pendaftaran," akunya.
Saifullah mengatakan, Asmarani masuk dalam komunitas PUPR Poso Runners.
Pihak komunitas PUPR Poso telah menjelaskan bahwa lari itu tidak ada hadiahnya.
Selain itu, Asmarani tidak meraih juara I, tetapi peringkat ke-19 gabungan putra yang lari bersama.
Dia juga mengapresiasi Asmarani.
Menurut Saifullah, seandainya Asmarani menetap di Palu, bisa dibina Dinas PU dan akan diikutkan dalam event lomba tingkat nasional atau bahkan internasional.
Terkait kemenangan tersebut, orangtua Asmarani mengatakan, Asmarani bukan meraih peringkat ke-19, melainkan peringkat ke-12 gabungan putra-putri.
Namun, untuk kelas putri, Asmarani meraih juara I.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sumbangan Mengalir ke Bocah SD Juara I Lomba Lari yang Nangis Tanpa Hadiah"