Saat kejadia juga dikabarkan seekor sapi ternak milik warga lari terbirit-birit hingga per depan rumah penduduk diduga menghindari terkaman harimau.
Aksi kawanan harimau itu kini menyasar ternak warga yang dipelihara di areal perkebunan kelapa sawit dengan permukiman penduduk.
Kini, sapi-sapi itu kabarnya mulai dievakuasi ke luar perkebunan karena dikuatirkan jadi santapan harimau.
”Kemarin sampai lari sapinya ke depan rumah warga. Padahal biasa kandangnya di kebun sawit,” ujar Malim
Sebelumnya, Jakarsi salah seorang tokoh pemuda dan Ketua Badan Permusyawaratan Kampong (BPK) Desa Singgersing kepada Serambinews.com, Selasa (18/2/2020) mengatakan harimau masih terlihat di kampung mereka.
Bahkan, kata Jakarsi, pascaditurunkannya paranormal atau pawang harimau oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam, hewan bertaring itu kembali muncul ke Desa Singgersing.
”Jejak terakhir kami temukan dekat dengan sekolah dasar, dia muncul malam setelah ada pawang membuat rajah di lokasi jejaknya,” kata Jakarsi.
Lebih jauh dikatakan, lokasi jejak harimau terakhir berada sekitar 120-an meter dari areal SDN Singgersing.
Karena itu para murid di sekolah tersebut mulai ketakutan.
Meskipun harimau ini muncul malam hari, kata Jakarsi namun namanya anak-anak tetap saja mengaku takut siangnya.
”Memang malam harimau itu datang tapi kadang anak-anak ini tetap juga takut ke sekolah, mungkin sekadar alasan juga biar tidak ke sekolah,” terang Jakarsi
Diakui sejauh ini memang harimau tidak lagi memangsa ternak kecuali kejadian Sabtu lalu.
Namun kata Jakarsi dengan makin mendekatnya harimau ke permukiman masyarakat semakin waswas.
Jarak 120-an meter menurut Jakarsi sudah sangat dekat sehingga patut jika warga ketakutan.