TRIBUNNEWS.COM - Sebuah curhatan istri yang tak dibelikan makan oleh suaminya menjadi pembahasan yang menarik.
Curhatan tersebut ramai di jagat maya Twitter pada pekan ini.
Alhasil, warganet pun turut menanggapi curhatan tersebut dengan spekulasinya masing-masing.
Meski begitu, dalam berkomentar, tak jarang warganet menyalahkan sosok istri yang masih 'gengsi'.
Jelas tidak semuanya, karena banyak pula yang mendukung istri untuk bersabar dan memberi berbagai solusi.
Sejauh ini berbagai komentar dari warganet masih beranggapan sang istrilah yang seharusnya memberi 'kode' pada suaminya untuk dibelikan makan.
Namun apakah memang seorang istri perlu 'mengkodekan' keinginannya kepada suami?
Sejarawan feminis Nadya Karima Melati menuturkan 'kode' tidak sewajarnya dilakukan.
Terlebih perkara 'makan' yang menjadi hal dasar dalam kebutuhan setiap manusia.
Nadya yang merupakan Co-Founder Support Group and Resource Center on Sexuality Studies itu mengatakan membelikan makan merupakan hal simpel untuk melihat bagaimana perlakuan suami kepada istrinya.
"Sebenarnya kita tidak perlu kode, itu hal dasar kalau suami memang memperlakukan istrinya dengan setara," tutur Nadya kepada Tribunnews.com, Rabu (26/2/2020).
"Dia harus melihat istrinya sebagai manusia."
"Jika dia melihat apa yang dilakukan istrinya, dia pasti berpikir kalau manusia juga butuh makan."
"Dia akan berpikir perempuan yang ia cintai itu perlu diapresiasi," ujar wanita berusia 25 tahun itu.