"Kemudian kita pindah ke tempat pemakaman yang tanahnya milik pemerintah daerah itu ditolak juga," jelas Husein.
Husein mengira, adanya penolakan tersebut dipengaruhi karena pemberitaan di media sosial.
"Ini kemungkinan besar karena media sosial ya, ada berita-berita bahwa kalau Covid-19 jenazahnya itu seperti penyakit anthrax atau penyakit apa gitu lho," ungkapnya.
Ia tak menyalahkan masyarakat dalam kasus tersebut.
Namun, ia mengatakan akan terus mengedukasi masyarakat akan mengerti dan kejadian tersebut tidak terulang kembali.
"Ini mungkin juga kurang sosialisasi, bukan salah masyarakat sih."
"Kita mungkin juga perlu mengedukasi lebih banyak lagi, itu tugas kita lah," jelasnya.
Baca: Cara Cegah Virus Corona hingga Gejala Ringan yang Tak Boleh Disepelekan
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memohon kepada masyarakat untuk menghentikan stigmatisasi dan penolakan terhadap jenazah pasien corona yang hendak dimakamkan.
Hal ini dilakukan demi menghargai perasaan baik keluarga korban maupun meninggal.
"Penolakan jenazah Covid-19 ini mulai muncul di beberapa tempat."
"Tolong, tolong betul saya meminta jangan lagi ada penolakan kepada jenazah Covid-19."
"Mari kita jaga perasaan korban dan keluarganya," terang Ganjar seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Ganjar mengatakan, menurut informasi dari beberapa pakar kesehatan, pemakaman jenazah Covid-19 sudah dilakukan, itu tidak akan menimbulkan penularan.
"Kalau sudah dilakukan sesuai prosedur, jenazah sudah dibungkus dan dikubur itu tidak apa-apa."