News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Cegah Penularan Covid-19, Jawa Timur Siapkan Sekolah untuk Observasi Pemudik

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam konferensi pers di Surabaya, Sabtu (4/4/2020).

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah pandemi corona, masyarakat justru berbondong-bondong pulang ke kampung halaman mereka.

Padahal, pemerintah gencar mengimbau masyarakat yang sedang berada diperantauan, khususnya yang berada di daerah zona merah untuk tidak mudik dahulu.

Terkait dengan hal itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa telah menyiapkan upaya pencegahan penularan Covid-19 dari pemudik yang pulang ke Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur Khofifah saat menjelaskan update Corona di Jatim yang kasusnya terus bertambah, baik positif Covid-19, pasien dalam pengawasan ( PDP ) dan orang dalam pemantauan (ODP). (Tribunjatim.com/Fatimatuz Zahroh)

Hal itu diungkapkan Khofifah dalam acara Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Selasa (7/4/2020).

Khofifah mengatakan, untuk mengantisipasi penularan Covid-19 dari para pemudik, pihaknya telah berkoordinasi dengan bupati, wali kota dan kepala desa.

"Maka kita meminta masing-masing desa minimal mereka punya sekolah, jadikan sekolah itu sebagai ruang observasi dan isolasi," ungkap Khofifah.

Selain itu, Pemprov Jawa Timur juga menyiapkan posko mudik, yang hingga saat ini sudah ada sebanyak 95 posko mudik.

Di posko mudik tersebut, para pemudik akan memperoleh screening awal untuk mendeteksi kesehatan mereka.

Baca: Semua Orang Bisa Melawan Virus Covid-19: Panik dan Rasa Cemas akan Membuat Kita Mudah Terpapar

Baca: Cegah Penyebaran Virus Corona, Pemerintah Sarankan 4 Kelompok yang Harus Lakukan Isolasi Mandiri

"Di situ ada Polres ada Kodim ada Dishub ada Dinkes, posko mudik inilah screening awal di Provinsi dilakukan."

"Pasti pertama dilihat dulu suhu tubuh mereka, kalau suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat celsius maka mereka sudah diarahkan ke rumah sakit."

"Kalau misalnya sudah ada tanda-tanda klinis misalnya batuk demam juga langsung diarahkan ke rumah sakit," ungkapnya.

Namun, jika pemudik tidak memiliki tanda-tanda klinis, maka mereka akan di antar ke desa mereka masing-masing.

"Jika mereka keliahatan sehat, maka mereka di antar ke desa di mana mereka berasal, dari situlah observasi dilakukan," ungkap Khofifah.

Baca: Gubernur Jabar Ridwan Kamil Segera Berlakukan Jam Malam

Tak hanya sekolah, menurut Khofifah, di Banyuwangi isolasi pemudik ditempatkan di rumah warga.

"Contoh yang dilakukan di Banyuwangi tidak berbasis sekolah dasar tetapi berbasis rumah."

"Yang terlapor sudah ada 222 rumah yang disiapkan di semua desa dan dusun," paparnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini