TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN -- Setelah salah satu ketua RT-nya memotori warga untuk menolak pemakaman tenaga medis yang gugur tertular virus corona, kini sebagian warga lainnya merasa waswas bakal ditolak saat akan berobat.
Kini warga Suwakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, mengaku waswas setelah heboh penolakan jenazah tenaga medis RSUP Dr Kariadi di Taman Pemakaman Umum (TPU) Siwarak, dusun setempat.
Warga khawatir, penolakan itu berbuntut pada layanan terhadap mereka seandainya sakit.
"Warga waswas apabila suatu saat nanti sakit tidak ada perawat yang mau merawat. Juga jika saat mau berobat ke mana pun ditolak karena saat dicek KTP-nya ternyata warga Suwakul," kata Muhammad Soleh (38), warga Suwakul.
Sebelumnya, kabar penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP Dr Kariadi, Nuria Kurniasih, yang meninggal karena corona di TPU Suwakul, Kamis (9/4) lalu, menghebohkan media massa.
Baca: Hal yang Perlu Diperhatikan Ojol yang akan Angkut Penumpang saat PSBB Berlangsung
Baca: Jokowi Minta Kapasitas PCR Ditingkatkan, Kepala Gugus Tugas Covid-19: Swasta akan Berpartisipasi
Baca: Jadi Bidan Dadakan Tolong Wanita Melahirkan di Jalan, Polisi Tasikmalaya I i Dapat Penghargaan
Sebagian warga, yang dimotori Ketua RT 06 RW 08, Tri Hanggono Purbo, menolak pemakaman jenazah Nuria di kampung mereka.
Jenazah Nuria kemudian dimakamkan di TPU Bergota, Kota Semarang.
Belakangan, Purbo bersama dua warga Suwakul lainnya, Bambang Sugeng Santoso dan Sutadji, menjadi tersangka dalam kasus penolakan jenazah korban wabah. Saat ini kasus tersebut ditangani Polda Jateng.
Soleh mengatakan, tidak semua warga Suwakul, khususnya RW 08, yang menolak pemakaman jenazah perawat RSUP Dr Kariadi di TPU Siwarak.
"Hanya ada oknum mengaku perwakilan warga Suwakul menolak pemakaman itu, membuat nama Suwakul menjadi buruk," kata Soleh, saat ditemui di TPU Siwarak, Suwakul, Minggu (12/6).
Ia menjelaskan dampak setelah kejadian penolakan pemakaman itu terasa oleh warga Suwakul.
Di antaranya kecaman di media sosial yang mengalir deras. "Kecaman di medsos baik kepada individu penolak, maupun ke seluruh warga Suwakul sangat banyak terjadi," jelasnya.
Selain kecaman di sosial media, menurutnya keresahan warga Suwakul ialah apabila suatu saat mereka sakit dan harus dibawa ke rumah sakit.
"Warga waswas apabila suatu saat nanti sakit tidak ada perawat yang mau merawat," kata dia.