Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kabar duka datang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Seorang ulama asal provinsi tersebut, KH Ahmad Zuhdiannor atau akrab disapa Guru Zuhdi meninggal dunia, pada Sabtu (2/5/2020) pagi.
Kabar meninggalnya Guru Zuhdi ramai diperbincangkan di media sosial. Salah satunya di media sosial dari Pengurus Cabang GP Ansor Kota Banjarmasin.
Syaifullah Tamliha, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) masa bakti 2019-2024 mewakili Daerah Pemilihan Provinsi Kalimantan Selatan menginformasikan meninggalnya Guru Zuhdi.
“Betul. Wafat jam 06.43 WIB di Rumah Sakit Medistra Jakarta,” kata Syaifullah, saat dihubungi, Sabtu (2/5/2020).
Syaifullah mengungkapkan Guru Zuhdi meninggal dunia, karena menderita penyakit kanker.
Menurut dia, keberadaan Guru Zuhdi di ibu kota negara itu untuk menjalani pengobatan.
Baca: Inilah Maratua, Surga Wisata Bahari di Kalimantan Timur
“(Sakit,-red) kanker stadium 4. Dibawa ke Jakarta untuk pengobatan,” ujarnya.
Sejak Sabtu pagi, Syaifullah mendampingi keluarga korban di rumah sakit dan membantu mengurus persyaratan administrasi agar Guru Zuhdi dapat dibawa ke Banjarmasin untuk dimakamkan.
Dia menegaskan meninggalnya Guru Zuhdi tidak terkait pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).
“Saya mengantar sampai kargo. Mendampingi pihak keluarga juga. Tadi sempat mengurus-urus surat juga,” kata dia.
Guru Zuhdi Ulama Besar di Banjarmasin
Guru Zuhdi lahir pada 10 Februari 1972 atau 24 Zulhijah 1391 H. Guru Zuhdi merupakan anak dari K.H Muhammad yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Al Falah periode 1986-1993.
Guru Zuhdi pernah menimba ilmu di Pesantren Al-Falah, Banjarbaru.
Baca: Profil Lengkap Syekh Ali Jaber, Pendakwah & Ulama Asal Madinah yang Kini Jadi WNI