Wanita yang sering berpergian dari Kabupaten Pati ke Kudus itu menilai khawatir kondisi kesehatannya sehingga tertarik ikut rapid test.
Baca: 13 Tenaga Medis di Kudus Positif Covid-19, Ini Yang Dikatakan Gubernur Ganjar
Sesuai menjalani test tersebut hasilnya non reaktif sehingga dia bersyukur masih diberikan kesehatan.
"Penasaran sama hasil rapid test, alhamdulilah non reaktif," jelas dia.
Plt Bupati Kudus, HM Hartopo menjelaskan, sejumlah lokasi yang akan dijadikan sasaran rapid test acak di antaranya sejumlah pasar tradisional, masjid-masjid, hingga lokasi umum yang banyak masyarakat.
"Petugas Dinas Kesehatannya sudah ada, nanti akan kami sebar untuk rapid acak," jelas Hartopo.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Percepatan Penanganan Covid-19, dr. Andini Aridewi mengatakan, sampai saat ini masih ada ribuan rapid test yang tersedia.
Walau demikian, dari total rapid tersebut memang diprioritaskan untuk skrining orang tanpa gejala (OTG), pasien dalam pengawasan (PDP) yang belum di swab, serta Orang Dalam Pemantauan (ODP).
"Untuk saat ini selain rapid masal, kami juga memprioritaskan untuk kategori tertentu," jelasnya.
Andini menjelaskan, tapid test merupakan deteksi awal apakah seseorang tersebut terindikasi terpapar virus corona atau tidak.
"Reaktif Rapid bukan sebuah patokan jika yang bersangkutan itu positif," jelas dia.
Sementara untuk penegakan diagnosa atau hasil yang sebenarnya apakah yang bersangkutan positif atau tidak adalah dengan menggunakan tes swab.
"Belum tentu yang reaktif corona ini positif, harus ada tes swab untuk penegakan diagnosisnya," jelasnya. (raf)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Delapan Orang Reaktif Corona Usai Rapid Test di Pasar Kliwon Kudus