TRIBUNNEWS.COM, BANTAENG - Ros, remaja usia 16 tahun, kelas 2 SMA asal Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Sulsel tewas mengenaskan.
Dia tewas digorok ayah dan kakak-kakak kandungnya sendiri, Sabtu (9/5/2020).
Sejumlah warga mengaku mendengar para pelaku bercakap "Mati mi tedonga (kerbau sudah mati)," sesaat setelah Ros terbunuh.
Entah apa maksud mereka menyamakan Ros dengan Tedong (kerbau).
Spekulasi kemudian berkembang jika keluarga yang menghuni rumah panggung tersebut sedang melakukan ritual ilmu hitam.
Namun polisi punya keterangan lain setelah menginterogasi pelaku.
"Motif pembunuhannya kasus siri. Kasus harga diri, malu. Bahwa korban ini ada hubungan sama orang lain atas nama Usman alias Sumang," kata Kapolres Bantaeng, AKBP Wawan Sumantri dalam tayangan live di InewsTV sebagaimana dikutip Tribunnews.com, Minggu (10/5/2020).
Baca: Peringatan Dini BMKG Selasa, 12 Mei 2020: Waspada 9 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat
"Keluarga ini malu karena salah satu keluarganya (korban,-Red) berhubungan dengan Usman sehingga dia melakukan pembunuhan," tambahnya.
Wawan melanjutkan, Usman alias Sumang yang dituduh menjalin hubungan dengan korban merupakan salah satu warga yang ikut disandera oleh keluarga pelaku.
Adapun soal siapa yang berperan melakukan pembunuhan terhadap Ros, Wawan mengatakan eksekusi pembunuhan dilakukan oleh Rahman, anak pertama dan Anto, anak keempat, yang juga kakak dari korban.
Menurut Wawan, Rahman lah yang menjadi penguasa dalam keluarga ini termasuk dalam memutuskan eksekusi terhadap korban.
"Penguasanya adalah Rahman, anak pertama. Keluarga lain takut sama dia, termasuk ayahnya sendiri. Jadi, dia (Rahman,-Red) yang membuat keputusan untuk mengeksekusi (korban)," ujar dia.
Terkait informasi motif karena kesurupan atau pengaruh ilmu hitam, Wawan mengungkapkan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara ini, pihaknya belum menemukan motif tersebut.
Namun, Wawan menyatakan pemeriksaan masih terus dilakukan dan tidak menutup kemungkinan mengarah ke motif-motif baru termasuk soal kesurupan atau ilmu hitam.