TRIBUNNEWS.COM - Di tengah pandemi virus corona yang belum mereda, tenaga medis berjuang mati-matian menangani pasien Covid-19.
Satu di antaranya adalah Tri Hartono, seorang perawat gigi di sebuah puskesmas di Salatiga.
Tri Hartono sempat pingsan karena mengalami dehidrasi setelah bolak-balik antar-jemput pasien.
Kisah Tri Hartono diunggah ke media sosial oleh sang anak, Gravysa di akun Twitter pribadinya, @sayangbolekok, Rabu (20/5/2020).
"Siapa yang nggak hancur lihat orangtua sendiri sampai pingsan gara-gara dehidrasi?.
Puasa, bolak-balik nganter pasien Covid-19 dari Puskesmas ke rumah sakit.
Terus masih aja ada oknum dengan otak normal yang ngeremehin tenaga kesehatan?
Ngremehin virus ini dengan masih santai keluyuran, belanja serombongan, kesana-sini nggak pakai masker, nggak cuci tangan.
Harus ya kalian sendiri atau keluarga kalian dulu yang ngerasain baru kalian sadar gitu? Capek banget lihatnya," tulis Gravysa di akun Twitter-nya.
Gravysa mengatakan, peristiwa itu terjadi di puskesmas tempat ayahnya bekerja, Rabu (21/5/2020).
Setelah mengantar pasien dari puskesmas ke rumah sakit rujukan Covid-19, ayahnya merasa sedikit pusing dan badannya sesak kepanasan.
Saat itu, Tri Hartono menggunakan APD level tiga dalam kondisi tengah berpuasa.
Diketahui, APD level 3 dipakai oleh kelompok tenaga medis yang berkontak langsung dengan pasien yang dicurigai atau sudah terkonfirmasi Covid-19.
Maka APD yang digunakan harus lengkap yakni penutup kepala, pengaman muka, pengaman mata, masker N95 corevall, sarung tangan bedah dan sepatu bot antislip.