News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ribuan Warga Nyaris Bentrok Gara-gara Saling Tutup Akses Jalan Antar Kecamatan Hindari Covid-19

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nyaris bentrok kedua massa desa Karangrejo dan desa Sembayat di pintu masuk Desa Karangrejo.

TRIBUNNEWS.COM, GRESIK – Suasana panas terjadi perbatasan Kecamatan Manyar dan Kecamatan Bungah, Gresik, Kamis (28/5/2020).

Ribuan warga dua kecamatan itu turun ke jalan hampir bentrok.

Massa kedua kubu sempat bersitegang, adu mulut bahkan nyaris adu jotos.

Total ada ribuan warga Desa Karangrejo Kecamatan Manyar turun ke jalan menutup akses jalan desa yang menghubungkan Kecamatan Manyar dengan tiga desa di Pulau Mengare Kecamatan Bungah itu.

Penyebabnya adalah surat Kepala Desa Sembayat, Kecamatan Manyar yang dinilai diskriminatif karena melarang warga Desa Karangrejo berjualan di pasar Desa Sembayat.

Hal ini membuat warga di dua kecamatan bersitegang.

Baca: Terbukti Membakar Anggota Polisi Hingga Tewas, Lima Mahasiswa di Cianjur Divonis 9 Hinga 12 Tahun

Baca: Dukung Ajuran Pemerintah dan Ringankan Beban Warga Terdampak Covid-19

Baca: Dua Bocah Perempuan Tewas Terbawa Arus Kali Lamong di Gresik yang Meluap

Baca: Menteri Olahraga dan Federasi Sepakbola Italia Sepakat Kompetisi Digelar 20 Juni 2020

Baca: Juli Nanti Menjadi Langkah Pertama Dorna untuk Menggulirkan Kembali MotoGP

Baca: Guru Pengerak Diharapkan Jadi Pemimpin Dunia Pendidikan

Ribuan warga Desa Karangrejo turun ke jalan dan menutup akses jalan desa sejak pukul 10.00 WIB menggunakan bambu.

Kondisi makin memanas saat warga tiga desa di Kecamatan Bungah, yakni Desa Kramat, Desa Tanjungwidoro dan Desa Watuagung hendak keluar desa karena tidak bisa melintas.

Bahkan, warga asal dua Kecamatan itu sempat bersitegang sebelum akhirnya di mediasi oleh aparat keamanan.

Beruntung tidak ada aksi main hakim sendiri dalam insiden tersebut.

Koordinator warga Karangrejo, Karim mengaku, merasa diperlakukan tidak adil oleh desa sekitar.

Penyebabnya karena ada warga desanya yang positif Covid-19 sehingga ditanggapi berlebihan dengan menutup akses jalan.

Aktivitas warga jelas terganggu.

“Jika maunya seperti itu kami juga bisa menutup seluruh akses yang berada di desa kami," ucapnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini