TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini marah setelah mengetahui dua mobil lab PCR bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dikirim ke daerah lain luar Surabaya.
Padahal pihak Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan persiapan pemeriksaan terhadap warganya untuk penanganan Covid-19.
Kejadian tersebut membuat sejumlah pihak memberikan tanggapan.
Baca: Kronologi Lengkap Kemarahan Risma Akibat Mobil Lab PCR dari BNPB Justru Dialihkan ke Kota Lain
Mulai dari Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Ketua DPRD Jawa Timur, Kusnadi, hingga DPRD Kota Surabaya.
Dikutip dari Surya.co.id, Hasto mengirimkan sebuah rilis yang berisi tanggapan terkait kemarahan Risma.
Dengan serius Hasto menanggapi insiden tersebut.
Hasto kecewa karena dua mobil bantuan dari BNPB yang seharusnya untuk warga Surabaya malah dialihkan ke daerah lain.
Ia merasa pengalihan fungsi mobil tersebut tidak melihat skala prioritas dalam pencegahan Covid-19.
Di mana sampai saat ini jumlah kasus positif di Surabaya mencapai ribuan pasien.
"RS rujukan penanganan Covid-19 beberapa ada di Surabaya," terang Hasto dikutip dari Surya.co.id.
"Disayangkan bantuan dua mobil lab dari BNPB untuk Surabaya dipindahkan"
"Tanpa memertimbangkan skala prioritas dan aspek strategis di dalam pencegahan Covid-19 di Kota Surabaya," tambahnya.
Baca: Anak Buah Prabowo Heran Risma Ngamuk Gara-gara Mobil PCR : Kok Sering, Gak Ada Cara Lain?
Baca: Tangis dan Kemarahan Risma Saat Mobil PCR Dialihkan ke Daerah Lain: Itu Saya Ngemis-ngemis Mintanya
Dalam rilis itu, Hasto juga meminta agar Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Gugus Tugas bisa berkomunikasi lebih baik dan bijak.
Serta tidak terlebih dahulu mementingkan posisi dalam dunia politik di masa seperti sekarang ini.