Ada dua unit pemadam kebakaran yang memadamkan api saat kejadian.
Sebenarnya kata Ramli anggota dinas pemadam kebakaran berniat menolong anggota Polsek yang dikejar pelaku dengan samurai, namun saat itu, pintu kantor polsek dikunci pelaku dari dalam dan lampu sengaja dimatikan.
Mengenai pelaku, Ramli mengatakan saat itu terlihat secara samar karena penerangan minim.
"Orangnya masih muda, rambut agak gondrong bergelombang, dan memegang samurai. Ada dari pemadam berniat menolong, tapi dicegah karena pelaku bersenjatakan samurai," katanya.
Mengenai jumlah pelaku hingga kini masih simpang siur, ada yang mengatakan lima orang, ada pula yang mengatakan hanya satu orang.
Namun sepengetahuan Ramli pelaku terlihat dua orang. Pelaku berboncengan menaiki sepeda motor jenis bebek.
Satu orang pelaku berhasil dilumpuhkan dan bersembunyi di ruang Unit Reskrim Polsek Daha Selatan.
Saat dikepung anggota polisi pelaku tak mau menyerah. Sedangkan pelaku lainnya, masih dalam pengejaran.
Beberapa barang bukti diambil dari pelaku tersebut di antaranya ada secarik kertas yang ditandatangani orang bernama Ana Abdurrahman.
Dalam surat tersebut tertulis bahwa mereka sedang memerangi thogut dan sedang berjihad. Ditemukan juga kain dan kartu pengenal terkait ISIS.
Baca: Peringati Harlah Pancasila, Menpora Pesan Pemuda Maritim Harus Beri Edukasi kepada Masyarakat
Kejar-kejaran
Insiden berdarah di Mapolsek Daha Selatan didahului kejar-kejaran pelaku dengan anggota Polsek yang saat itu sedang berjaga.
Saat itu anggota Polsek, Bripda M Azmi yang berada di ruang unit reskrim mendengar keributan di ruang SPKT.
Dia kemudian mendatangi ruang SPKT tersebut dan menyaksikan Brigadir Leonardo dalam kondisi tersungkur dengan luka bacok.