TRIBUNNEWS.COM - Warga di tiga kecamatan di Kota Makassar, menolak adanya rapid test corona massal.
Mereka bahkan memasang spanduk dan menutup jalan agar petugas tidak bisa masuk ke pemukiman warga.
Para warga menolak rapid test karena tak ada kasus positif corona di wilayahnya.
Selain itu, juga kurangnya sosialisasi dari petugas kesehatan ataupun pihak terkait sebelumnya.
Setelah video penolakan dari warga Kota Makassar yang menolak rapid test corona itu viral, dinas kesehatan dan kepolisian menyiapkan sejumlah langkah.
Berikut informasi lengkapnya:
Dinkes Kota Makassar
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Naisyah Azikin mengatakan, pihaknya akan terus memaksimalkan pihak puskesmas setiap wilayah untuk melakukan edukasi kepada masyarakat.
“Saat ini, pemerintah juga secara rutin memberi informasi berupa edukasi ke masyarakat menggunakan ‘mobil halo-halo’ dua kali setiap hari, yakni pukul 09.00 pagi dan pukul 15.00 sore."
"Puskesmas juga diminta terus berkoordinasi ke camat hingga pelibatan RT/RW memberi pemahaman sehingga masyarakat menyadari pentingnya rapid test."
"Sementara rapid test sendiri tujuannya adalah untuk melindungi masyarakat yang belum terjangkit dari orang-orang yang terkonfirmasi positif,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (9/6/2020).
Naisyah membantah adanya isu yang menyatakan rapid test yang dilakukan sebagai lahan bisnis.
“Tidak ada yang dibeli. Di mana bisnisnya? Tenaga kesehatan kita yang turun melakukan rapid test juga tidak ada yang dibayar sama sekali."
"Karena sudah tupoksi mereka sebagai petugas laboratorium yang ada di Puskesmas,” terangnya.
Baca: Perppu Pilkada Diuji Materi ke MK, Pilkada Saat Wabah Corona Dinilai Membahayakan
Baca: Berat Badan Ali Ngabalin Turun 14 Kg, Beberkan Tips Hidup Sehat di Tengah Pandemi Corona
Baca: Berhentikan Karyawan, Ekonomi Rian DMasiv Goyang Selama Wabah Virus Corona
Polda Sulsel
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Irjen Pol Mas Guntur Laupe menyebut, penolakan terjadi karena diduga ada aktor intelektual yang mencoba menprovokasi.
"Justru ini lah yang kita selidiki. Memang kita sangat mengharapkan banyak informasi masuk di kita, sehingga itulah data awal untuk mengusut awal kasus ini nanti," ujarnya, dikutip dari TribunTimur.com, Senin (8/6/2020).
Ia juga sudah menurunkan anggotanya untuk menelusuri aktor di balik aksi penolakan rapid test tersebut.
"Memang anggota kita reserse dan intelijen memang sudah turun ke lapangan untuk menelusuri kira-kira siapa-siapa yang bermain di belakang ini."
"Kalau memang ditemukan ada, itu pasti kita akan proses hukum," terang Guntur.
Kapolda mengimbau kepada masyarakat agar tidak khawatir dengan rapid test.
Baca: Berstatus PDP, Jenazah Driver Ojol Dimakamkan Tanpa Prosedur Covid-19, Keluarga Bantah karena Corona
Baca: Hari Pertama New Normal di Kabupaten Maros Sulsel, Kasus Baru Positif Corona 10 Orang
Baca: Ashanty Bersyukur Gerai Usahanya Kembali Ramai Usai Tutup karena Wabah Virus Corona
Alasan Warga
Ketua RW 5, Rafiuddin Kasude, menyampaikan tidak ada satupun kasus positif corona di lingkungan mereka.
Sehingga, mereka protes digelar rapid test corona secara massal.
"Mereka menganggap rakyat dibisnisi dengan corona. Tidak ada data corona, di sini zona hijau," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (8/6/2020).
Selain itu, mereka juga khawatir pada akurasi proses rapid test yang selama ini dilakukan.
"Warga menolak untuk di-rapid test, karena selama ini aman-aman saja di sini," tegas dia.
Baca: Polisi Belum Temukan Indikasi Ambil Paksa Jenazah Corona di Makassar Dilakukan Secara Terorganisir
Baca: Rian DMasiv Kehilangan Pemasukan Rp. 3,5 Miliar Karena Virus Corona
Baca: TEGAS Polisi akan Proses Secara Hukum soal Kasus Warga Ambil Paksa Jenazah Corona di Makassar
Rafiuddin mengungkapkan, warga dari kecamatan lain juga menolak adanya rapid test corona massal.
Ia pun mengimbau warga di lingkungannya untuk bersikap santai, karena tak ada kasus positif corona sebelumnya.
Ketua RW ini kembali menegaskan, daerah tempat tinggalnya aman dan terkendali dari penyebaran Covid-19.
"Di pasar tadi ada (rapid test), tapi mereka menolak semua," ungkapnya.
"Saya sudah mengimbau, kita santai saja, rileks saja, karena kita pada zona hijau, aman dan terkendali di sini," imbuh Rafiuddin.
Namun, Rafiuddin tetap mengajak warganya untuk mengenakan masker saat beraktivitas.
(Tribunnews.com/TribunTimur.com/Hasan Basri) (Kompas.com/Kontributor Makassar, Hendra Cipto)