TRIBUNNEWS.COM - Pesawat tempur TNI AU jatuh di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (15/6/2020) dan menimpa rumah warga.
Roni, pemilik rumah tersebut, menjelaskan bahwa rumah itu tengah dikontrakkan dan belum ada penghuninya.
Dikutip Tribunnews.com dari TribunPekanbaru.com, Roni menceritakan awal mula dirinya mendengar kabar rumahnya kejatuhan pesawat dari sang penjaga rumah.
Baca: Detik-detik Pesawat Jatuh Timpa Pemukiman di Kubang Jaya Riau, Suara Ledakan hingga Terbang Rendah
Baca: Cerita Warga yang Tolong Pilot Pesawat Jatuh di Riau, Tenangkan Lalu Beri Salep hingga Minum
Menurut sang penjaga rumah, rumah Roni 'habis' atau hancur gara-gara kejatuhan pesawat hingga ia pun datang mengecek langsung.
"Ditelepon bapak yang mengurus rumah ini, katanya 'Ada pesawat tempur jatuh, rumah bapak habis', makanya saya ngecek ke sini," ungkap Roni.
Roni menuturkan, bagian halaman dan dapur rumah milik keluarganya hancur.
Meski rumahnya rusak, ia merasa beruntung lantaran rumah itu dalam kondisi kosong.
"Itu rumah kontrakan, tapi belum ada yang menyewa, waktu itu sempat ada yang mau nyewa cuma karena ada sesuatu hal, ia belum jadi menyewa," paparnya.
Lantaran dirugikan akibat kerusakan rumah itu, Roni sempat menanyakan kepada anggota TNI AU di lokasi kejadian.
Roni menyebut dirinya diminta berkoordinasi dengan komandan TNI AU dan kepala desa terkait ganti rugi.
"Kata tentara itu, tunggu sama komandan saja, nanti silahkan koordinasi sama kepala desa," ujarnya.
Baca: Pesawat Jatuh di Kubang Jaya Riau Bikin Warga Panik, Suara Ledakan Dikira Bom hingga Trafo Meledak
Baca: Penjelasan KSAU Perihal Kronologi Pesawat Tempur Jatuh Pesawat Ada Kelainan Lalu Lost Power
Sementara itu, Kepala Staf TNI AU (Kasau) Marsekal Fadjar Prasetyo sempat meminta maaf kepada pemilik rumah dalam konferensi pers di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
Fadjar menegaskan, pihaknya akan bertanggungjawab sepenuhnya untuk mengganti kerusakan.
Warga Tolong Pilot
Para warga menolong pilot pesawat tempur TNI AU yang selamat dari kecelakaan berkat kursi lontar.
Dikutip Tribunnews.com dari TribunPekanbaru.com, pilot bernama Lettu Pnb Aprianto Ismail mendarat dengan parasut hingga ditolong oleh warga, di antaranya Indra Kusuma.
Indra menuturkan, kondisi Aprianto baik, hanya tampak memar di bagian bawah matanya.
Awal mula peristiwa itu ketika Indra sedang bersantai di rumah bersama keluarga.
Tiba-tiba terdengar suara ledakan keras dan istri Indra berteriak memberitahu ada pesawat jatuh.
Indra langsung keluar rumah dan mencari sumber suara tersebut.
Menurut Indra, warga pun sudah berkerumun mengelilingi pilot yang saat itu berada di jalan.
Indra bersama dua warga lain membantu pilot itu untuk berdiri dan dibawa ke rumah Indra.
Ia mengaku dengan sigap menolong pilot itu di antaranya karena pilot merupakan aset negara.
Selain itu, ia juga tak mau warga berkerumun di tengah pandemi virus corona.
"Saya langsung bawa ke teras rumah, karena kan takut melihat kerumunan warga masih ada Covid-19," kata Indra.
Di teras rumahnya, Indra membantu sang pilot melepaskan parasutnya dan berusaha menenangkannya.
"Saya bilang tenang dan jangan panik, sambil menunggu jemputan dari TNI," ungkap Indra.
Indra juga memberikan obat salep untuk luka memar di bawah mata Aprianto.
"Saya oleskan salep di wajahnya karena memang memar wajahnya," terangnya.
"Saya juga sempat kasih air minum tadi," sambungnya.
Detik-detik Pesawat Jatuh
Dikutip Tribunnews.com dari YouTube KOMPASTV, warga bernama Dedi Sukisman menyebut awalnya ia tak curiga saat pesawat itu terbang di area pemukimannya.
Namun, suara ledakan itu membuatnya menyadari ada yang tak beres dari pesawat tersebut.
"Pesawat lewat kan sudah biasa, nah tiba-tiba ada ledakan," ujar Dedi.
"Begitu meledak kan, entah apa yang terbang dari pesawat itu tadi," sambungnya.
Setelah bunyi ledakan yang cukup keras, Dedi menjelaskan pesawat terbang semakin rendah menuju pemukiman dalam kondisi terbakar.
"Keluarlah api dari dalam pesawat. Semakin lama kok semakin rendah ke situ, menghantam atap rumah bapak yang kosong itu," paparnya.
Dedi mengaku tidak melihat peristiwa pilot yang menyelamatkan diri dengan kursi pelontar.
"Enggak, enggak nampak (pilot) Pak, cuma tahunya kan karena ada ledakan itu baru kita melihat, ledakan di atas baru kita lihat," tuturnya.
Berikut video lengkapnya:
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila) (TribunPekanbaru.com/ Nasuha Nasution/ Theo Rizky) (Kompas.com/ Idon Tanjung)