"Informasinya, 10 penumpang yang berenang ke Pulau Rakata sampai sekarang belum ditemukan. Masih dilakukan pencarian oleh tim Basarnas Banten dan kami dari Basarnas Lampung," ujarnya.
Adapun proses pencarian 10 korban dipimpin Kepala Basarnas Banten Zaenal Arifin menggunakan KN 372 yang berangkat dari Dermaga VI Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten.
Baca: Kagumi Istana Raffi Gigi Seluas 1000 Meter, Anang-Ashanty Syok Lewat Pintu Rahasia: Bakal Gak Ketemu
Baca: Wanita Hamil di Jambi Meninggal Usai Melahirkan Setelah Ditolak 2 Rumah Sakit untuk Persalinan
Tim gabungan yang melakukan pencarian terdiri dari beberapa unsur. Antara lain Basarnas Banten, Polairud Polda Banten, Lanal Banten, KSOP Banten, Kodim Cilegon, PT ASDP Merak, PMI Cilegon, serta Basarnas Lampung.
Titik Koordinat
Kepala Dinas Perhubungan Lampung Bambang Sumbogo menerangkan, tim Basarnas Banten mengevakuasi enam penumpang selamat setelah mendapatkan titik koordinat lokasi ditemukannya enam penumpang itu.
Awalnya, jelas Bambang, tim Basarnas Banten berangkat menuju Unit Siaga Merak untuk mempersiapkan penyelamatan menggunakan RIB 10,5 M.
Tim lalu berkoordinasi untuk melakukan penyelamatan dengan lokasi di sekitar Pulau Sangiang di koordinat 06° 03' 5,67"S - 105° 46' 39,35"E heading 240.71°. Estimasi waktunya satu Jam.
Tim kemudian berangkat menuju titik koordinat tersebut.
Dalam pencarian di titik koordinat yang dimaksud, tim berhasil menemukan kapal pesiar.
Bambang mengungkapkan kapal pesiar itu telah mengevakuasi enam penumpang yang bertahan di KM Puspita Jaya.
Baca: Reino Barack Akui Masakan Syahrini Sangat Enak dan Layak untuk Dijual
Baca: Kakek di Kebumen Mendadak Kejang, Kemudian Meninggal Saat Kencani Perempuan
"Dalam pencarian, tim berhasil menemukan kapal pesiar (Eurodam) dengan satu orang luka ringan dan lima orang sehat."
"Enam penumpang itu langsung di transfer ke KN 372 KSOP Banten, selanjutnya dibawa ke Puskesmas Pulomerak," jelas Bambang.
Enam penumpang selamat, yakni Durja (31) yang merupakan nakhoda kapal, Sanan (35), Dede Juri (24), Aji Alamsyah (21), Hasan (55), dan Ako (21).
Keenamnya warga Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Pandeglang.