"Saya posisikan diri sebagai orangtua, paman!" imbuhnya.
Pria berkemeja putih itu menjelaskan ia dan John Kei adalah saudara.
Nus Kei mengatakan, di dalam marga Kei mereka menganut filsafat Ain ni ain, vu’ut ain mehe ngifun, manut ain mehe tilur.
"Kami ini satu, kami ini kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, kami orang Kei, Ain ni ain, vu’ut ain mehe ngifun, manut ain mehe tilur kami pikir suku-suku lain tidak punya filsafat itu, dan itu sangat mengikat kami," ucap Nus Kei.
Pembunuhan YBR dan perusakan rumahnya, menurut Nus Kei karena sang keponakan tak bisa mengontrol emosi.
"Ini cuma karena emosi, keponakan saya tidak bisa kontrol emosi," kata Nus Kei.
Saat mendekam di Nusakambangan, John Kei diketahui pernah diwawancara oleh salah satu media televisi.
John Kei mengaku kala itu ingin berubah dan bertobat.
Nus Kei memercayai pernyataan John Kei, dan berharap ia benar-benar kembali ke jalan yang benar.
"Saya berharap dia wawancaranya dia bisa berubah," ucap Nus Kei.
"Saya selalu berdoa, saya percaya kepada Tuhan suatu saat dia akan berubah,"
"Dan dia akan kembali ke jalan yang benar," tambahnya.
Nus Kei kemudian berkata dia dapat menjamin peristiwa berdarah itu tak akan terjadi lagi.
Baca: Nus Kei Ternyata Masih Kerabat John Kei, Sosoknya Pernah Muncul di Pemberitaan 2012 Silam
Pasalnya hal tersebut membuat ia dan keluarganya merasa malu.