Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri, Liferdi berharap pepaya yang memiliki rasa manis legit ini dapat tembus pasar luar negeri.
"Ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, bahwa komoditas hortikultura diharapkan dapat didorong untuk akses pasar ekspornya hingga tiga kali lipat," kata dia.
Beberapa waktu yang lalu, aku Liferdi, ada eksportir meminta 1-1,5 Ton pepaya kualitas ekspor dengan ukuran 1-1,2 kg per buah.
"Dan ini sesuai dengan karakteristik pepaya varietas Calina dan Merah Delima," jelas Liferdi.
Liferdi berharap peluang pasar ekspor pepaya tersebut dapat ditangkap dan dimanfaatkan oleh petani dan pelaku usaha pepaya dari Kabupaten Mandailing Natal.
Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto memberikan apresiasi terhadap petani dan Pemda Kabupaten Mandailing Natal, yang telah antusias dalam mengembangkan pepaya jenis Calina ini.
Anton, sapaannya, mengatakan bahwa buah-buahan lokal yang berpotensi ekspor perlu digenjot
Direktorat Jenderal Hortikultura memiliki program pengembangan kawasan dalam rangka menigkatkan produksi, mutu dan daya saing produk hortikultura.
"Kita ada Badan Litbang yang punya segudang teknnologi yang update. Sehingga kolaborasi dari semua pihak dari hulu hingga hilir, diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih untuk petani hortikultura di seluruh Indonesia pada umumnya pada petani buah Mandailing Natal pada khususnya," pungkas Anton.