TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan potensi bencana hidrometeorologi masih akan terjadi jelang akhir Juni 2020.
"Melihat kondisi hingga awal Juli 2020, masyarakat diimbau untuk tetap siap siaga dalam menghadapi ancaman bahaya, khususnya hidrometeorologi," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Raditya Jati dalam rilisnya, Senin (29/6/2020).
Menurutnya, kesiapsiagaan berbasis masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan jiwa.
Hal sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat seperti memetakan wilayah berpotensi banjir dan longsor.
Serta melihat kondisi tanah di lapangan. Selain itu, curah hujan tinggi dan berdurasi lama dapat berpotensi banjir.
Berdasarkan analisis dasarian ketiga Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah masih berpotensi hujan dengan curah hujan menengah hingga tinggi.
Beberapa wilayah tersebut teridentifikasi di Pulau Sulawesi, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Bahkan hingga awal Juli 2020, wilayah tadi masih berpotensi hujan dengan intensitas menengah.
Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat kejadian banjir dan longsor di beberapa wilayah nusantara, seperti Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara beberapa hari terakhir.
Pusdalops mendapatkan laporan kejadian banjir di wilayah Sulawesi pada Sabtu (27/6/2020), seperti di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca: Longsor di Poros Palopo-Toraja, Menteri PUPR akan Buat Jembatan Gantung Sepanjang 120 Meter
Baca: 25 Kendaraan Masih Terjebak Akibat Longsor yang Memutus Jalan Trans Sulawesi Arah Palopo - Toraja
Kabupaten Kepulauan Taliabu, Maluku Utara, Kabupaten Boalemo dan Pohuwanto, Gorontalo dan Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.
Ribuan warga terdampak banjir di wilayah-wilayah tersebut, seperti di Lamandau 723 KK, Taliabu 700, Bolaang Mongondow Selatan 220, Boalemo 125 dan Pohuwanto 40.
Berdasarkan analisis dari InaRISK, Indonesia memiliki potensi risiko sedang hingga tinggi untuk bahaya banjir.
Jiwa terpapar bahaya ini mencapai 100 juta penduduk di seluruh provinsi. Luas wilayah memiliki potensi terdampak banjir hingga hampir 20 juta hektar.