Berdasarkan kalkulasi, kata dia, lebih menguntungkan menggunakan pupuk non-subsidi dengan hasil 10 ton lebih dari pada menggunakan pupuk subsidi tapi hasil panen hanya 5 ton.
Dia memastikan Petrokimia Gresik akan melanjutkan kerjasama ini di beberapa titik lain. Ia berharap pola pemupukan rekomendasi Petrokimia Gresik ini dapat diduplikasi oleh petani lainnya di Gorontalo. Selain itu, produk-produk Petrokimia Gresik diharapkan dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Panen raya ini merupakan kelanjutan dari pelatihan yang diberikan Petrokimia Gresik kepada para petani jagung, cabai dan tomat.
Kegiatan ini juga merupakan salah satu tahapan dari kerjasama antara legislator asal Gorontalo tersebut dengan Petrokimia Gresik untuk percepatan pembangunan Gorontalo sebagai lumbung pangan nasional bagian timur dalam rangka menjaga ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19.
Dia mengapresiasi mengapresiasi perhatian Wakil Ketua DPR RI pada dunia pertanian dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan terhadap Petrokimia Gresik dalam upaya peningkatan hasil pertanian di sentra pangan nasional di Gorontalo.
“Petrokimia Gresik siap bersinergi dengan stakeholder dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian guna menjaga ketahanan pangan di tengah wabah Covid-19,” tambahnya.
Sementara itu, Petani Desa Haya-haya, Kecamatan Limboto Brata, Kabupaten Gorontalo, Djafar Abdullah mengaku telah mengikuti pola pemupukan berimbang Petrokimia Gresik dan merasakan manfaatnya, yakni peningkatan produktivitas pada tanamannya jagungnya lebih dari 50 persen.
“Saya akan kembali menerapkan aplikasi pupuk non subsidi ini pada musim tanam berikutnya. Meskipun harganya sedikit lebih mahal, tapi sangat sebanding dengan hasilnya yang meningkat pesat,” ujarnya.