Hal itu diketahui kala personel dari Polres Madina bersama Tim Inafis dan Ditreskrimum Polda Sumut melakukan penyisiran pada Jumat (3/7/2020).
Baca: Kapolres Madina Datang, Para Pria Warga Desa Mompang Julu Malah Kabur ke Perbukitan, Takut Ditangkap
Baca: Misteri Menghilangnya Para Pria di Desa Mompang Julu Pasca Bentrok di Madina Sumut Terkait BLT
Padahal, penyisiran yang dilakukan itu bertujuan untuk melakukan identifikasi dan menginventarisasi kerusakan pasca bentrokan yang terjadi pada Senin (29/6/2020) pekan lalu.
"Ini kami bersama Pak Kapolres Madina, Wadir Krimum Polda Sumut dan Brimob sedang turun ke lokasi dan melakukan penyisiran. Dan kami tidak ada menemukan satu pun laki-laki di kampung ini," kata Kepala Urusan Humas Kepolisian Resor Madina Brigadir Kepala Yogi lewat sambungan telepon kepada Kompas.com, Jumat seperti dikutip Tribun.
Yogi mengatakan, para laki-laki di desa tersebut diketahui bersembunyi di sekitar perbukitan tak jauh dari desa setempat.
Mereka bersembunyi karena diduga takut diamankan polisi pasca bentrokan tersebut.
Meski demikian, ia menyampaikan situasi saat ini sudah berangsur kondusif.
"Untuk situasi sampai saat ini, sudah berangsur kondusif. Dan warga yang kita amankan masih tiga orang, dan akan terus kita lakukan pengembangan," ujar Yogi.
Blokade Akses Jalinsum
Sehari sebelumnya, Kamis (2/7/2020) sekitar pukul 18.30 WIB, warga masih menutup akses jalan lintas Sumatera (Jalinsum).
Arus lalu lintas macet total hingga 7 kilometer.
Aksi blokade Jalinsum yang dilakukan warga Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), sudah berlangsung 5 jam.
Aksi blokade jalan ini merupakan buntut penangkapan dua terduga pelaku pembakaran mobil dan sepeda motor saat aksi unjuk rasa berujung kerusuhan pada Senin (29/6/2020) lalu.
Adapun identitas para pelaku yang diamankan yakni RH (20) dan KN (18), keduanya merupakan warga Desa Mompang Julu.
Dari informasi yang dihimpun, RH diduga melakukan pelemparan batu ke arah polisi dan turut serta membalikkan mobil.