"Simpangan sama orang juga harus ada yang ngalah salah satu, satunya harus pegangan dan duduk dulu baru bisa simpangan."
"Kalo nggak gitu takutnya nanti ada yang jatuh," jelasnya.
Baca: 9 Fakta Gunung Piramid di Bondowoso, Lokasi Jatuhnya Thoriq dan Multazam saat Mendaki
Baca: Deretan Fakta Pendaki Multazam Jatuh di Gunung Piramid, Terpeleset Setelah Foto, Ditemukan Tewas
Tryana mengungkapkan, saat mengetahui medannya yang begitu ekstrem, ia sempat khawatir.
Namun, ia sedikit lega karena saat mendaki dirinya didampingi oleh pemandu orang lokal yang mengetahui trek.
"Ada guide orang lokal jadi rasa khawatirnya gak terlalu, soalnya ada yang selalu pantau," kata dia.
Ia membenarkan, bahwa puncak Gunung Piramid selalu menjadi tujuan para pendaki.
Sebab, di lokasi tersebut, pendaki bisa menemukan pemandangan indah.
"Untuk pemandangan bagus, terbayarlah perjuangannya melalui jalur kayak gitu," ucap dia.
Meski menyuguhkan pemandangan yang indah, Tryana menyarankan agar pendaki yang ingin menuju puncak Gunung Piramid memakai jasa pemandu lokal.
Baca: Kronologi Multazam Jatuh dari Puncak Gunung Piramid, Petugas Tempuh Jalur Ekstrem Evakuasi Jenazah
Sebab, pemandu lokal lebih tahu pasti bagaimana medannya dan yang pemandu akan selalu memantau pergerakan pendaki.
"Dari guide lokal juga bawa peralatan misal webing dan lain-lain bila ada sesuatu hal yang nggak diinginkan terjadi," tandasnya.
Sebagai informasi, sebelum Multazam, setahun yang lalu, pendaki Thoriq juga ditemukan meninggal di Gunung Piramid saat melakukan pendakian, Jumat, 5 Juli 2019.
Baca: Evakuasi Jasad Multazam dari Puncak Gunung Piramid Berlangsung Dramatis, Butuh Waktu Hingga 8 Jam
Sebelumnya, remaja asal Desa Sukowiryo, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso tersebut dinyatakan hilang pada Minggu, 23 Juni 2019.
Sejak saat itu, tim SAR serta sejumlah relawan mencari keberadaan Thoriq.
Hingga akhirnya, pada hari ke-12 sejak dinyatakan hilang, Thoriq ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Sri Juliati)