Mereka menunggu dua jenazah yang selama ini sebagai Anak Buah Kapal (ABK) Taiwan dan meninggal dunia beberapa waktu lalu dibawa.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, kedua ABK itu meninggal dunia dalam Kapal Cina beberapa waktu lalu dan sempat diselundupkan ke daratan Batam hingga akhirnya ditangkap petugas.
Dua ambulans menjemput kedua jenazah kedua almarhum ini dari Bireuen berangkat Minggu (16/08/2020) dinihari ke Kualanamu, Medan.
Awalnya diinformasikan akan tiba sekitar pukul 01.00 WIB, Selasa (18/08/2020), namun perjalanan dan hujan deras di kawasan Aceh Timur.
Kedua ambulans yang didampingi satu mobil lain dari Dinsos Aceh baru tiba di rumah duka sekitar pukul 03.20 WIB, Selasa (18/08/2020).
Ketika lampu ambulans terlihat, perangkat desa serta warga langsung mengarahkan satu unit ambulans ke rumah Tgk Jailani Sulaiman selaku orang tua Musna.
Saat mobil masuk ke pekarangan rumah isak tangis mewarnai kaum ibu dan kaum bapak yang sudah lama menunggu dipulangkan jenazah Musnan.
Di sela-sela isak tangis terdengar suara Lailahaillallah berkali-kali.
Tim medis dan dibantu warga mereka menurunkan jenazah Musnan dan membopong ke dalam rumah tersebut.
Isak tangis semakin kentara, ibunya bernama Kaswati terduduk lesu, tangannya mengambil ujung kain batik menghapus air mata.
Sedangkan ayahnya Jailani Sulaiman tidak bisa lagi berbicara, ia hanya terpaku melihat peti jenazah sudah di dalam rumahnya.
Usai jenazah berada di dalam rumah, tim Dinsos Aceh bersama Kadiskes Bireuen menjumpai pemilik rumah dan perangkat desa untuk menandatangani berita acara serah terima jenazah yang dibawa pulang dari Medan.
Selain menandatangani berita acara, tim Dinsos Aceh juga menyerahkan sejumlah uang dan beras yang merupakan bantuan Gubernur Aceh untuk kenduri untuk almarhum.
Usai serah terima di rumah orang tua Musna, satu unit ambulans lagi bergerak mengantar jenazah Syakban ke rumah orang tua yaitu Ratina Ahmad.
Baca: Kisah Anak Mantan Pejuang GAM di Peringatan 15 Tahun Damai Aceh, Ayahnya Ditembak Mati