Disitu dia disodomi, itu pengakuan dari dia. Kami juga sempat ngerekam," ungkapnya.
Kini keberadaan sang Ustaz tak jelas di mana rimbanya.
Informasi yang dihimpun sang Ustaz terakhir kali terlihat pada 17 Agustus 2020 lalu.
Saat itu Ta membuat acara panjat pinang untuk para santri.
Setelahnya sang Ustaz pergi melarikan diri dan tak kembali hingga sekarang.
Kepling Bantah Ada Penemuan Mayat di Rumah Pemuka Agama Kecamatan Medan Selayang
Kepling VI Tanjungsari, Kecamatan Medan Selayang, Dayat Iskandar, membantah adanya penemuan mayat di Rumah Tahfiz Quran Ta, Senin (14/9/2020).
Ucapannya ini mengkarifikasi pernyataan pria berkemeja dan masker merah yang sebelumnya membenarkan adanya mayat membusuk di rumah tersebut.
"Tidak ada mayat. Saya pastikan itu," ucap Dayat Iskandar.
Dayat membawa penggali kubur untuk menggali keramik yang diduga penimbunan mayat, hasilnya isi keramik tersebut hanya pasir dan tanah.
Tangga yang dibawa masuk ke dalam rumah sebut Dayat untuk memeriksa bagian atas rumah.
Pria berkemeja biru dan masker merah yang sempat menyebut ada mayat langsung mengklarifikasi pernyataannya.
Kepada awak media ia mengaku hanya mendengar info dari sumber yang tak jelas.
"Tak ada mayat," katanya setelah dicecari pertanyaan oleh awak media di lokasi.
Pengakuan dari warga setempat Ibu Sembiring (55) yang rumahnya tepat di sebelah lokasi kejadian menyebutkan, bahwa awalnya kejadian tersebut bermula pada 10 September 2020 lalu.
"Jadi awalnya itu ketahuan bau busuk saat ada 8 orang yang mau bagikan donatur ke Tahfiz ini tiba-tiba kesurupan waktu megang pintu gerbang dan sebut untuk membongkar keramik di rumah tersebut," tuturnya saat diwawancarai di lokasi, Senin (14/9/2020).
"Waktu kejadian kesurupan itu lebih bau lagi, sampai banyak yang muntah," tambahnya.
Lalu setelah itu warga langsung memanggil kepala lingkungan setempat untuk memeriksa kejadian tersebut.
"Kita langsung panggil kepling dan pengurus Masjid Al-Furqon untuk lihat keramik. Ternyata benar bahwa warna keramik itu ada 4 berbeda dari keramik lainnya dan waktu menokok keramik terdengar bunyi kopong," ungkap Sembiring.
Sembiring juga menuturkan sebelumnya pada masa awal mula Covid-19 dirinya dan keluarga sempat diminta membersihkan rumah Tahfiz tersebut.
"Pernah datang abangnya suruh bersihin rumahnya, lalau saya ajak anak dan menantu saya bersihkan. Waktu bersihkan itu rupanya bau sekali enggak tahan," tuturnya.
Ia juga membeberkan bahwa di lokasi keramik tersebut memang didapati informasi dari para santri menjadi ruang penyiksaan dan penyodomian.
Sembiring bahkan menyebutkan pada Bulan Maret 2020, pemilik Tahfiz yang bernama Ustaz Haji Taufik Bin Azis pernah tersandung kasus hukum karena menyodomi 4 anak.
"Di dalam kamar kosong yang keramiknya berbeda itu informasi dari para santri memang meniadi penyiksaan para santri. Juga pada Bulan 3 kemarin Ustaz Taufik itu pernah ditahan polisi karena diduga sodomi dua laki-laki, sempat ditahan tapi bulan 5 udah keluar lagi," ungkapnya.
Namun, ia menyebutkan pihaknya ingin agar rumah tersebut segera dibongkar agar kasus ini dapat titik terang.
"Keputusannya kita tidak tahu isinya karena kita ingin tahu juga agar warga tidak penasaran. Dan supaya kampung ini bersih dari maksiat," tegasnya.
Sembiring menyebutkan bahwa Tahfiz Quran ini telah berdiri sejak Februari 2019 lalu.
Seorang santri bernama yanto (17) asal Sidikalang di lokasi menerangkan bahwa benar dia pernah melihat temannya disiksa dan disodomi di rungan kamar tersebut.
"Saya tidak pernah dipanggil, tapi kawan saya santri namanya Ilham umur 13 tahun pernah dipanggil ke kamar itu arena melanggar peraturan. Dan disitu dia disodomi pengakuan dari dia. Kami juga sempat ngerekam," pungkasnya. (*)
(Muhammad Fadli Taradifa)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul KABAR PENEMUAN Mayat di Rumah Tahfiz Quran Belum Ada Titik Terang, Polisi Bongkar Sumber Bau Busuk