Setelah situasi aman, J dibawa ke Mapolres Tulungagung.
Massa yang tidak puas karena gagal mendapatkan J mendatangi Yatno.
“Ada lebih dari 100 orang waktu itu yang mendatangi korban. Mereka mengira korban ini yang memerintah para tersangka,” ungkap Yudo.
Awalnya warga ingin memeriksa telepon seluler milik Yatno.
Namun karena Yatno hanya diam tidak bereaksi, ada yang memprovokasi untuk memulai pemukulan.
Tak ayal Yatno menjadi bulan-bulanan massa.
Ia sempat diikat dan dibawa ke pinggir perkampungan, di dekat sebuah ladang tebu tidak jauh dari area pemakaman.
Di sini Yatno dihajar habis-habisan hingga wajahnya hancur.
Dalam kondisi tidak berdaya ia nyaris dibakar, namun bisa dicegah oleh kepala desa.
“Polisi kewalahan karena kalah jumlah. Aksi ini berhenti karena Kades yang mendinginkan situasi,” ujar Yudo.
Yatno bisa dievakuasi dari lokasi dalam keadaan luka berat.
Dalam perjalanan nyawanya tak tertolong.
Berdasar hasil autopsi, ia mengalami luka parah di bagian kepala.
Terjadi pendarahan di otak dan pembengkakan di rongga otak karena pukulan.