Kanit Esafati menyebutkan, pihaknya telah menelusuri riwayat keluarga korban dan menemukannya di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Safari Riau.
Ayah dan ibu korban telah dipanggil untuk dimintai keterangan terkait kondisi anaknya yang diduga disiksa dan ditelantarkan di jalan.
Barulah diketahui alasan orangtuanya melakukan hal keji itu terhadap anak yang masih berusia 8 tahun itu.
Menurut pengakuan orangtua korban, anak tersebut sangat bandel dan sering mencuri meskipun sudah dinasehati.
Bahkan sasaran pencuriannya di rumah-rumah tetangga orangtuanya di komplek perumahan perusahaan.
Hal itu yang membuat mereka malu hingga akhirnya memberikan pelajaran dengan memukul serta menelantarkan korban.
"Infonya kaki korban kukunya dicabut pakai tang. Kemudian kepalanya dipukul juga. Ini yang akan kita dalami lagi," tandas Esafati.
Ia menyebutkan, sampai saat ini belum ada laporan polisi dari pihak manapun yang masuk ke polsek.
Pihaknya melibatkan komisi perlindungan anak, aparat pemerintahan setempat, serta instansi terkait.
Lantaran perkara anak dibawah umur yang penanganannya harus berhati-hati.
Polsek akan mengupayakan jalur kekeluargaan untuk menuntaskan persoalan tersebut.
Ayah korban yang berasal dari Pulau Nias Sumatera Utara itu merupakan tulang punggung keluarga yang menghidupi istri dan enam orang anaknya, korban merupakan anak keempat.
Jika ayahnya diproses hukum hingga ditahan tentu nafkah untuk anak-anaknya akan tersendat dan dipecat dari perusahaan.
"Ini pertimbangan kemanusiaan saja. Tapi masih diproses sampai sekarang," imbuhnya.
( Tribunpekanbaru.com / Johannes Wowor Tanjung)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Seorang Anak Disiksa dan Dibuang Orang Tua Bersama Selembar Surat, Pesannya Bikin Merinding