News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Aksi Vandalisme di Tangerang

Pelaku Vandalisme Mushala Menangis saat Konferensi Pers, Begini Pernyataan Psikolog soal Kondisinya

Editor: Widyadewi Metta Adya Irani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Perumahan Villa Tangerang Elok, Kelurahan Kuta Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang dihebohkan dengan aksi vandalisme yang dilakukan orang tidak dikenal di Mushala Darussalam, Selasa (29/9/2020) sore.

TRIBUNNEWS.COM - Pelaku vandalisme mushala, SKN (18), dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolresta Tangerang, Rabu (30/9/2020).

Dengan mengenakan baju tahanan berwarna hitam, SKN tampak menangis sesenggukan ketika Kapolresta Tangerang Kombes Ade Ary Syam Indardi menjelaskan kronologi terjadi aksi vandalisme yang dilakukan SKN.

Seperti yang diberitakan, sebelumnya SKN ditangkap setelah melakukan aksi vandalisme di mushala yang berlokasi di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten.

Pelaku Menangis saat Konferensi Pers

Saat konferensi pers, tangis sesenggukan SKN semakin kencang hingga harus ditenangkan oleh Wakapolresta Tangerang AKBP Dedy Tabrani dan juga Kasat Reskrim Polresta Tangerang AKP Ivan Adhitira.

Dedy yang berada di samping pelaku tampak menenangkan dengan cara mengusap punggung.

Hal serupa juga dilakukan oleh Ivan.

Baca: Terungkap Fakta Baru Aksi Vandalisme di Mushala Tangerang, Tersangka Tertekan Tak Boleh Keluar Rumah

Di sana juga ada Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar yang sesekali menengok ke arah pelaku yang tengah menangis.

SKN menangis sekitar lima menit.

Sulit Kendalikan Emosi hingga Pernyataan Psikolog

Belakangan diketahui, kondisi kejiwaan SKN saat itu sedang depresi.

Dikatakan Ade, SKN dalam kondisi yang sulit mengendalikan emosi.

Baca: Motif Pelaku Vandalisme di Mushala Tangerang Terungkap, Tertekan Dilarang Keluar Rumah oleh Orangtua

Hal tersebut juga diperkuat dari pemeriksaan oleh Psikolog yang menyatakan Satrio tengah depresi.

"Tersangka menyesali apa yang dilakukan, namun sulit untuk mengendalikan emosi, apa yang dilakukan merupakan pelampiasan kekesalan terhadap orang-orang di sekitar yang mengucilkan, menghindarinya," jelas Ade kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (2/10/2020).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini