Polisi pun turun ke lokasi tersebut untuk meredam situasi panas di lingkungan sekitar.
"Kami mohon kepada masyarakat agar membantu menetralisir situasi biar kondusif," kata Dodi Rahmawan.
Polisi akan melakukan investigasi lebih lanjut mengenai kasus ini.
"'Masih investigasi," kata Dodi Rahmawan.
Baca: Kesal Ponsel Rusak, Seorang Pria Aniaya Istri dan Gantung Anak Balitanya
Kasus ini merupakan buntut dari tuduhan seseorang berinisial MH yang mengaku telah memiliki tanah serta rumah yang saat ini ditempati Hendra dan keluarga.
Sementara Hendra mengaku transaksi sewa-menyewa dilakukan sejak 2014 dengan pemilik tanah bernama Ketut Gede Pujiama.
"Saya sudah kontrak tanah itu dengan Pak Pujiama sampai 2047. Sementara Pak M (MH) mengaku membeli tanah itu dari Pak Pujiama baru 2020," kata Hendra.
"Kami kontrak secara sah, diketahui bahkan pernjanjian kontrak diteken Lurah Sesetan, masak dibilang menyerobot menempati tanah orang," kata Hendra lagi.
Hendra menuturkan, keluarganya sudah beberapa kali mendapatkan intimidasi selama dua tahun terakhir ini.
Baca: Usai Tanya soal Kentang, 2 Pria Ini jadi Korban Penganiayaan, Satu Orang Tewas Akibat Ditikam
Di antara perlakuan yang diterima Hendra paling berat adalah yang terakhir saat mereka tak bisa keluar rumah selama tujuh jam.
Anak dan istri Hendra yang tengah hamil sempat telantar di luar rumah.
"Saya berharap aparat hukum bisa bertindak memberikan keadilan pada kami sekelurga," harap Hendra.
Hendra menegaskan keluarganya tidak ada sangkut pautnya dengan persoalan sengketa tanah Pujiama.
Ia hanya pengontrak yang masa berlakunya perjanjian kontrak hingga tahun 2047.