Tak sampai di situ, jika melihat perbandingannya dengan gambar di beberapa lokasi lain yang mana tim juga menemukan lukisan gua, seperti daerah Lima Puluh Kota dan Tanah Datar, dari motif dan warna itu sama.
"Warnanya putih, di tempat lain di Indonesia kan banyak juga, ada yang warnanya merah, oranye, hitam, di Sumbar yang kita temukan baru berwarna putih," jelas Azwar.
Kata Azwar, dari hasil kajian tim menemukan sekitar 160-an gambar di dinding gua.
Namun, itu baru identifikasi awal.
Rencananya akan ada kajian mendalam terkait hal tersebut.
Baca juga: Warga Kubung Solok Digegerkan Temuan Pasangan Suami Istri Tergeletak Berlumuran Darah di Kamar Mandi
Terkait usia gambar yang namanya penanggalan atau identifikasi umur, kata Azwar, pihaknya belum pernah melakukan itu.
Begitu juga dengan peneliti lain di Sumbar, belum pernah melakukan penelitian khusus penanggalan umur lukisan dinding gua.
"Tapi jika dibandingkan dengan beberapa tempat lain, kalau yang dinyatakan pakar Prof Cecep memang untuk yang warna putih ini relatif lebih muda dibandingkan dengan warna yang lain, seperti merah tua atau hitam."
"Jadi, perkiraan umurnya sekitar 500-1.000 tahun yang lalu," ungkap Azwar.
Menurut pakarnya, jelas Azwar, penemuan itu memang bagian dari tradisi masyarakat penutur Austronesia.
Yakni ketika mereka masih melakukan tradisi menyirih (makan sirih).
Sementara, kalau dari bahan baku untuk membuat gambarnya, yang pernah dilakukan penelitian di tempat lain yakni dari batu kapur.
Azwar menyampaikan, warna gambar ada beberapa yang warna hitam, cuma yang warna hitam memang sudah kabur, yang jelas itu warna putih.
"Keistimewaan gua basurek ini, itu dia punya motif gambar yang lebih kaya atau bervariasi dibandingkan dengan tempat yang sudah kita survei," tukas Azwar.