"Istri IKM juga ditest swab dan hasilnya positif. Saat ini masih isolasi di rumah," tandasnya.
Sementara terkait klaster penguburan, Wisnu menjelaskan, pada 1 November 2020, warga setempat menggelar upacara penguburan jenazah keluarga KY.
Beberapa hari kemudian setelah penguburan, kata dia, KY dan istrinya mengalami keluhan demam dan batuk.
Setelah dilakukan test swab, hasilnya positif dan saat ini sudah menjalani perawatan di RSPTN Unud.
"Setelah hasilnya dua keluarga ini keluar, tanggal 9 November selanjutnya petugas Puskesmas Ubud 2 melakukan contact tracing dari dua sumber penularan tersebut,” paparnya.
Sebanyak 32 orang selanjutnya dilakukan tes swab di RS Payangan dengan hasil 8 orang dinyatakan positif COVID-19 dan 1 orang dilakukan swab di RSUD Sanjiwani dengan hasil positif.
Total kontak erat sementara yang sudah dinyatakan positif sebanyak 9 orang, saat ini mereka masih proses karantina.
Dan, Rabu tanggal 11 November kemarin hingga pada sore, ditemukan lagi 14 orang yang positif.
Jadi data terakhir, total yang positif sebanyak 28 orang.
Atas kejadian tersebut, berbagai langkah telah dilakukan, mulai dari karantina pada semua masyarakat yang positif, memperluas cakupan contact tracing yang memungkinkan terjadinya penularan secara cepat, serta karantina daerah Banjar Tebongkang.
"Dengan kasus ini kita juga imbau kepada seluruh masyarakat Gianyar agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti protokol kesehatan dengan mempedomani pergub serta edaran MDA dan PHDI dalam melaksanakan kegiatan keagamaan," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kronologi Dugaan Klaster Pernikahan dan Penguburan Jenazah, 28 Orang di Ubud Positif Covid-19