Laporan Wartawan Tribun Gowa, Sayyid Zulfadli
TRIBUNNEWS.COM, SUNGGUMINASA - Ririn Indrianti Amran (10), seorang bocah yang baru duduk di kelas 6 SD mengalami gangguan mata atau buta yang sebelumnya diduga akibat radiasi handphone.
Sang nenek, Sataria menduga salah satu penyebab cucunya tak bisa melihat karena efek radiasi handphone yang biasa dia gunakan saat belajar secara daring atau online.
"Kalau belajar di HP dari jam 8 pagi sampai 12 siang. Mungkin juga karena radiasi HP. Sudah belajar biasa dia main tapi tidak bawa HP, dia simpan di rumah," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, dokter spesialis mata dari Rumah Sakit (RS) Universitas Hasanuddin (UNHAS), dr Ratih Natasha Maharani, Sp.M, M.Kes angkat bicara.
Dia mengatakan, Ririn datang ke RS Unhas pada hari Selasa lalu dengan keluhan penglihatannya tiba-tiba menurun.
"Jadi kebetulan datang memang pasien ini ke RS Unhas pada hari Selasa (17/11/2020), kemudian pasien ini mengeluh satu Minggu yang lalu penglihatannya tiba-tiba menurun, di kedua mata," ujarnya, kepada wartawan, Jumat (20/11/2020).
Ia menjelaskan, korban langsung dilakukan pendataan dan anemesis riwayat penyakit Ririn.
"Kita tanya semua keluhannya, tidak ada riwayat trauma, tidak ada riwayat pemakaian kacamata sebelumnya, kemudian kita melakukan pemeriksaan oftamologi pemeriksaan mata secara keseluruhan," ucapnya.
Dari hasil pemeriksaan itu, kata dia, kedua bola mata penglihatan Ririn hanya bisa melihat bayang-bayang.
Meski begitu pihaknya telah melakukan pemeriksaan saraf mata Ririn. Dari hasil itu kata dokter ditemukanlah kudem Kafil.
"Kemudian Kita coba periksa saraf matanya, ternyata kita dapatkan saraf matanya kedua matanya itu ada udem di saraf matanya, kita lihat itu ada udem papil, kita dapat dua-duanya, kemungkinan itu membuat fisisnya menurun," katanya.
Baca juga: Bocah SD Tiba-tiba Buta Diduga karena Radiasi HP, Awalnya Mata Kiri Buram Lalu Kedua Mata
Udem papil yang dimaksud berdasarkan dari referensi buku-buku biasanya penyebab terjadinya bermula dari kepala.
"Paling sering itu karena adanya kelainan di indrapramia, artinya di kepala misalnya, seperti ada tumor atau ada infeksi yang menekan saraf mata sampai penglihatan dua-duanya itu menghilang," jelasnya.