Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Tri Yulianto
TRIBUNNEWS.COM, TANGGAMUS -- Serangan buaya terhadap warga di Kabupaten Tanggamus cukup mengkhawatirkan.
Hingga November ini, telah terjadi empat peristiwa binatang buas tersebut menerkam manusiadi Tanggamus di sekitar aliran Sungai Way Semaka.
Kawasan Sungai Way Semaka, di Kecamatan Semaka dan Wonosobo, memang menjadi habitat buaya, sejak bagian hilir di sekitaran muara sungai dan Pantai Soumil sampai ke arah hilir sekitar Pekon Banjarsari, Kecamatan Wonosobo dan Sudimoro Bangun, Kecamatan Semaka, Tanggamus.
Baca juga: Aksi Nelayan Gulat dengan Buaya, Paha Digigit hingga Robek, Bisa Selamat karena Hal Ini
Baca juga: Warga Makassar Perlakukan Buaya Seperti Saudara, Tidur di Kasur Pakai Bantal dan Disuapin Makanan
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Tanggamus Kemas Amin Yusfi mengatakan, permasalahan serangan buaya di Sungai Way Semaka selama ini selalu ditangani, namun tidak mudah untuk menangkap buaya.
"Kami selalu koordinasi dengan BKSDA Lampung sebagai instansi yang berwenang untuk satwa liar."
"Saat ada informasi serangan buaya selalu dilaporkan baik secara lisan dan tertulis," ujar Kemas Amin Yusfi, Minggu (22/11/2020).
Kemas menambahkan, sejak tahun 2019 dan 2020, upaya penangkapan selalu dilakukan, namun tak pernah membuahkan hasil.
Padahal, proses penangkapan memakan waktu sepekan sampai dua pekan.
"Buaya juga selalu pindah-pindah tempat dan aliran Sungai Way Semaka panjang."
"Banyak lokasi yang bisa saja untuk tempat singgah buaya."
"Itulah satu di antara kendala yang dihadapi untuk menangkap buaya," ujar Kemas Amin Yusfi.
Lantaran upaya penangkapan buaya sulit, Kemas menyarankan ke masyarkat yang tinggal di sepanjang Sungai Way Semaka, agar menghindari aktivitas di sungai.
"Jika harus ke sungai, selalu waspada dan hati-hati, karena kemunculan buaya bisa sewaktu-waktu tanpa ada tanda sebelumnya," imbau Kemas Amin Yusfi.